Foto Mayjend. TNI Anumerta D.I. Pandjaitan

museum benteng vredeburg yogyakarta

Deskripsi

Foto hitam putih, ukuran foto setengah badan

Sejarah

DI Panjaitan atau Donald Izacus Panjaitan merupakan salah satu tokoh yang mendapatkan gelar pahlawan revolusi setelah kematiannya. Panjaitan tewas dalam peristiwa yang disebut Gerakan 30 September (G30S) 1965. Pada peristiwa G30S 1965 di Jakarta, terdapat 6 perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang menjadi korban. Mereka kemudian diberi gelar oleh negara sebagai pahlawan revolusi. Para korban peristiwa G30S adalah Letjen TNI Ahmad Yani, Mayjen TNI Raden Suprapto, Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono, Mayjen TNI Siswondo Parman, Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan, dan Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo. Ada 2 korban lain dalam peristiwa yang sama tetapi bukan dari kalangan perwira tinggi Angkatan Darat, yakni Lettu CZI Pierre Andreas Tendean, serta Bripka Karel Sadsuit Tubun. Tak lama setelah itu, tentara Jepang mendarat di Indonesia. Pada akhir 1944, Pemerintah Jepang membentuk pasukan lokal Giyugun (tentara sukarela) di Sumatra. Saat itu, Donald tengah bekerja di perusahaan kayu Ataka Sangyo Keboshihi Kaisha, di Siak Sri Indrapura. Perusahaan tersebut merupakan pabrik kapal-kapal kayu berkekuatan 200 ton. Untuk memperoleh kayu di hutan, perusahaan tersebut mempekerjakan para romusha dari Jawa. Sebagai salah satu pegawai, Donald pun setiap hari menyaksikan perlakuan tidak manusiawi yang diterima para romusha. Karena berbagai peristiwa ketidakadilan yang dilihatnya itu, Donald tertarik untuk menjadi tentara. Saat Jepang membentuk pasukan Giyugun, Donald segera mendaftar dan memilih meninggalkan pekerjaannya. Donald masuk Giyugun saat Jepang perlahan kalah dalam Perang Pasifik dan kemudian menyerah pada 14 Agustus 1945. Sejak itu, Giyugun dibubarkan sehingga Donald kehilangan pekerjaan di Riau. Dalam situasi tersebut, Donald menghubungi mantan pasukan Giyugun serta pemuda-pemuda lain yang pernah mendapat pendidikan militer bersamanya. Lantas, ia menginisiasi pendirian Pemuda Republik Indonesia (PRI) di Riau. Pada November 1945, PRI melebur dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR). Badan semi-militer itu dibagi menjadi 3 batalyon yaitu di Pekanbaru, Bengkalis, dan Indragiri. Kala itu, Donald ditunjuk sebagai Komandan Batalyon Pekanbaru.

Nomor inventarisasi :

094.09

Nomor Registrasi :

763

Tempat Pembuatan :

-

Status Cagar Budaya :

Bukan Cagar Budaya

Klasifikasi :

Historika

Kondisi Koleksi :

Utuh

Tanggal Registrasi:

3 Dec 1997

Cara Perolehan:

-

Keaslian:

Replika

Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:

34.71.K.01.0043

Alamat Museum:

Jl. Margo Mulyo No.6 Yogyakarta 55121

Galeri

Testimoni