museum

Museum Kehutanan "Ir. Djamaludin Suryohadikusumo"

Kompleks Manggala Wanabakti Blok VI, RT.01/03, Jl. Gatot Subroto

Museum Kehutanan “Ir. Djamaludin Suryohadikusumo" merupakan satu-satunya museum di Provinsi DKI Jakarta dengan tema kehutanan. Museum pertama kali diresmikan pada 24 Agustus 1983 dengan nama Museum Kehutanan Manggala Wanabakti. Pada 5 Juni 2015, nama museum diganti menjadi Museum Kehutanan Ir. Djamaludin Suryohadikusumo di bawah kepemilikan dan pengelolaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Repubik Indonesia. Museum Kehutanan “Ir. Djamaludin Suryohadikusumo" ini dibangun dengan tujuan sebagai pusat informasi dan dokumentasi kehutanan di Indonesia.

museum

Museum Layang-Layang Indonesia

Jl. H. Kamang No.38, RT.8/RW.10

Museum layang-Layang Indonesia di dirikan oleh Ibu Endang Ernawati yang memiliki ketertarikan khusus terhadap budaya layang-layang. Pendirian Museum ini dilatarbelakangi oleh kepedulian Ibu Endang akan budaya layang-layang yang mulai mengalami kemerosotan, dari hal tersebut dimulai dari tahun 1980 bu endang muali berkecimpung dalam budaya layang-layang yang kemudian mengoleksi berbagai layang-layang dan kemudian pada tahun 1985 beliau mendirikan Merindo Kite and Gallery. Berangkat dari Merindo Kite and Gallery kemudian pada tanggal 21 Maret 2003 Endang Ernawati atau dikenal juga dengan nama Endang W. Puspoyo mendirikan Museum Layang-Layang Indonesia yang diresmikan langsung oleh Menteri Pariwisata dan Kebudayaan I Gede Ardika. berbagai Museum ini didirikan untuk memberi informasi tentang layang-layang dari seluruh nusantara dan mancanegara, termasuk layang-layang tradisional dan modern. Museum milik Endang Ernawati ini cocok untuk anak-anak dan pecinta layang-layang, karena di museum ini terdapat berbagai informasi yang berkaitan dengan layang-layang, baik berupa tulisan, gambar, maupun video. Selain menyediakan informasi tentang layang-layang, museum ini juga menyediakan kegiatan pendukung, seperti melukis payung, melukis kaos, melukis wayang mini, membatik, membuat dan mewarnai Layang-layang.

museum

Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal

Jl. Raya Taman Mini Indonesia Indah Pintu 1

Museum Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal merupakan museum khusus yang pendiriannya diprakarsai oleh Dr. H. Tarmizi Taher pada tahun 1994 ketika beliau menjabat sebagai Menteri Agama. Pada mulanya dibutuhkan tempat untuk menyimpan Al-Qur'an besar hadiah dari Pondok Pesantren dan Mushaf (Al-Qur'an) Istiqlal yang ditulis dengan ragam hias 27 Provinsi di Indonesia. Atas dasar tersebut maka dibangunlah Bayt Al-Qur'an (Rumah Al-Qur'an) sebagai tempat menyimpan, memelihara, dan memamerkan mushaf Al-Qur'an dari berbagai macam bentuk dan jenis di seluruh penjuru Nusantara.Pada tahun 1997, Museum Bayt Al-Qur'an dan Museum Istiqlal diresmikan oleh Presiden RepubIik Indonesia Ke-II, Soeharto dengan harapan akan selalu menjadi wadah kajian dan pengembangan ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur'an dan budaya Islam.

museum

Museum Batik Indonesia

Taman Mini Indonesia Indah

Museum Batik Indonesia terletak di Taman Mini Indonesia Indah, tepatnya berada di sebelah Museum Pusaka dan Museum Serangga. Museum yang dibangun pada tahun 2015 ini memiliki luas tanah 6.451,25m2 dan luas bangunan sekitar 2.067m2. Koleksi yang dipamerkan di Museum Batik Indonesia adalah batik-batik dari setiap wilayah Indonesia serta benda-benda yang berkaitan dengan batik. Pembangunan Museum Batik Indonesia berkaitan erat dengan ditetapkan Batik menjadi salah satu Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009. Saat ini museum berada di bawah Pengelolaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

museum

Museum Betawi

Jalan RM. Kahfi II

Museum Betawi mulai dibangun pada tahun 2012 – 2015. Pada awalnya, bangunan Museum Betawi digunakan sebagai kantor Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi. Baru pada 30 Juli 2017, Museum Betawi pertama kali dibuka untuk umum. Pembukaan ini bertepatan dengan perhelatan Lebaran Betawi ke-11 di Perkampungan Budaya Betawi yang dihadiri oleh Presiden RI, Bapak Joko Widodo. Pada saat itu, ruang pamer yang dibuka untuk umum baru satu ruangan. Koleksi yang dipamerkan berupa koleksi-koleksi pinjaman dari para kolektor, Museum Sejarah Jakarta, Museum MH Thamrin, Museum Tekstil, Museum Wayang, dan Museum Bahari. Tahun 2018 ruang pamer diperluas di Lantai 1 dan Lantai 3 museum, sedangkan Lantai 2 masih digunakan sebagai kantor pengelola. Kemudian di tahun 2020 hingga sekarang, Lantai 1 sampai Lantai 3 difungsikan sebagai ruang pamer. Saat ini, Museum Betawi memamerkan berbagai koleksi yang digunakan masyarakat Betawi untuk mendukung kegiatan budayanya yang terbagi menjadi 3 galeri, yaitu Galeri Pengantin Betawi dan Galeri 8 Ikon Budaya Betawi di Lantai 1, Galeri Rumah Orang Betawi di lantai 2 serta Galeri Komedi Betawi di Lantai 3. Penggunaan kata galeri di Museum Betawi mengacu pada ruang-ruang pamer di Museum Louvre Paris, Prancis.

museum

Museum Arkeologi Onrust

Gugusan Kepulauan Seribu

- Pulau Onrust, pulau Cipir, pulau Kelor, dan pulau Bidadari dinyatakan sebagai pulau bersejarah yang dilindungi berdasarkan Keputusan Gubernur KDCI Jakarta No.CB. 11/2/16/1972. - Pulau Onrust, pulau Cipir, pulau Kelor, dan pulau Bidadari dikelola dalam UPT Taman Arkeologi Onrust Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak tahun 2002. - Pada tahun 2013 UPT Taman Arkeologi Onrust bernaung di bawah UP Museum Kebaharian Jakarta bergabung dengan UPT Museum Bahari. Kemudian pada tahun 2016 UPT Rumah Si Pitung/Situs Marunda menyusul bergabung di bawah UP Museum Kebaharian Jakarta. - Pada tahun 2015 regulasi tentang penetapan cagar budaya tahun 1972 telah diperbarui dalam SK Gubernur No. 2209 tahun 2015 tentang Penetapan Kawasan Cagar Budaya Taman Arkeologi Onrust yang meliputi pulau Onrust, Kelor, Cipir, dan Bidadari. - Museum Arkeologi Onrust mengelola kawasan cagar budaya yang berada di Kepulauan Seribu yaitu pulau Onrust, pulau Cipir, pulau Kelor dan pulau Bidadari.

Testimoni