Wisata Wastra Nusantara

Kondisi geografis Indonesia yang relatif heterogen, menyebabkan munculnya budaya yang berbeda satu sama lain. Selain itu, letak kepulauan Indonesia yang berada di tengah jalur perdagangan maritim dunia sejak lampau menjadikan beberapa lokasi sebagai pusat aktivitas perdagangan, sehingga memiliki andil dalam hal pengaruh budaya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adanya pedagang yang berasal dari berbagai belahan dunia – India, Arab, Eropa, dan Cina – yang beraktivitas di Nusantara, memiliki pengaruh terhadap budaya lokal yang ada, sesuai dengan adat istiadat daerah asalnya masing-masing.

Keragaman budaya Nusantara terlihat pada hasil kain atau wastra yang dibuat di hampir seluruh daerah wilayahnya. Wastra tersebut merupakan bagian jalan hidup masyarakat pembuatnya, hingga memiliki nilai tradisi, spiritual, sosial, kepercayaan, dan daur hidup manusia.

Berdasarkan letak geografis pulau-pulau di Indonesia, asal wastra dikelompokkan sesuai dengan kondisi budaya masyarakat setempat; teknik yang digunakan dalam membuat wastra; komposisi warna dan jenis zat pewarna pada benang; ornamen atau ragam hias yang mewakili budaya setempat; fungsi pakai dan fungsi sosial; serta budaya yang mempengaruhi terciptanya wastra tersebut. Pendokumentasian wastra ini akan terlihat pada visual dan anatomi kain yang akan menganalisis bagian kain, sehingga penyimpanan data lebih lengkap. Dengan demikian pembagian wastra yang berasal dari budaya setempat, berdasarkan letak geografis menjadi; a). Sumatera, sejumlah 33 wastra ; b). Bangka, sejumlah 1 wastra; c). Jawa , sejumlah 26 wastra; d). Madura, sejumlah 1 wastra; e). Bali, 5 wastra; f). Nusa Penida, 1 wastra; g). Lombok, sejumlah 4 wastra; h). Sumbawa, sejumlah 3 wastra; i). Sumba, sejumlah 4 wastra; j). Flores, sejumlah 2 wastra; k). Lembata, sejumlah 1 wastra; l). Rote, sejumlah 1 wastra; i). Sabu, sejumlah 1 wastra; j). Timor, sejumlah 3 wastra; k). Kalimantan, sejumlah 6 wastra; l). Sulawesi, sejumlah 6 wastra; m). Maluku, sejumlah 1 wastra; n). Papua, sejumlah 1 wastra.

Museum : Museum Tekstil
Tipe Kajian : Koleksi
Tahun : 2021
Pengkaji : Kolaborasi
Nama Pengkaji : Lucky Wijayanti, Iwa Akhmad Surnawi, Rahayu Pratiwi, Indro Moerdisuroso
Bentuk Publikasi : Non Digital Museum
Media Publikasi :
Tautan Media Publikasi :
File Kajian :
Testimoni