kajian
Kajian Museologis Museum MH. Thamrin

Museum MH. Thamrin
2019 - Pengelola Museum

Draft laporan ini tersusun atas lima bab: Pendahuluan, Perencanaan Museum, Gambaran Data, Tata Pamer Museum MH. Thamrin, dan Penutup. Bab Pendahuluan secara umum memberikan gambaran mengenai latar belakang diadakan kegiatan ini, sekaligus pendetailan kerangka bekerja tim. Bab Perencanaan Museum menjelaskan sisi teoretis dari perencanaan museum, pengembangan fungsi museum, dan aspek fisik dari museum, khususnya yang terkait dengan tata pamer. Bab Gambaran Data memaparkan hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam kajian museologis Museum MH. Thamrin, antara lain aspek pengelolaan museum, aspek fisik museum, dan kisah hidup MH. Thamrin yang menjadi inspirasi berdirinya museum ini. Bab Tata Pamer Museum MH. Thamrin merupakan hasil analisis kami terkait gambaran data yang diejawantahkan dalam konten tata pamer, konsep tata pamer, dan kriteria perancangan tata pamer.

kajian
MENGENAL MUSHAF KUNO KOLEKSI MUSEUM INSTITUT PTIQ JAKARTA (1)

Museum Al-Qur’an PTIQ
2019 - Instansi

Mushaf ini berdasarkan katalog berasal dari Bangkalan, Madura; ditulis di atas kertas kulit kayu (dluwang), tidak bersampul, lengkap 30 juz. Lembaran bagian awal dan akhir mushaf mulai rusak dan rapuh.Surah al-F?ti?ah di awal naskah sudah hilang, dan al-F?ti?ah di akhir mushaf untuk melengkapi halaman iluminasi. Ukuran naskah 29 x 21cm, tebal 4,5 cm, 618 halaman. Ukuran bidang teks 19,5 x 12,2 cm. Tiap halaman terdiri dari 15 baris kecuali halaman 287 yang hanya 14 baris, berisi bagian akhir Surah al-Isr?'. Hal ini disebabkan pada dua halaman awal Surah al-Kahf terdapat iluminasi atau hiasan pinggir, yang merupakan tanda ni?f Al-Qur'?n (pertengahan Al-Qur'an). Naskah disalin dengan khat naskhi berwarna hitam, kecuali kepala surah dan awal juz ditulis dengan tinta merah. Rasm yang digunakan adalah rasm imlai dengan beberapa pengecualian. Pada kaidah badl, wa?l, dan penulisan hamzah mengikuti kaidah rasm usmani. Adapun versi bacaan mengikuti qiraat Imam ‘??im riwayat Haf?

kajian
MENGENAL MUSHAF KUNO KOLEKSI MUSEUM INSTITUT PTIQ JAKARTA (2)

Museum Al-Qur’an PTIQ
2019 - Instansi

Menurut keterangan dari katalog, mushaf ini berasal dari Karang Ampel, Indramayu, Jawa Barat. Tidak terdapat keterangan tertulis mengenai penyalin mushaf ini dan masa penyalinannya. Alas tulis yang digunakan adalah kertas dluwang dan diberi sampul dengan bahan dari kulit tebal berwarna coklat tua.Teks Al-Qur'an dalam mushaf ini lengkap 30 juz, tetapi halaman al-F?ti?ah dan awal al-Baqarah sepertinya disalin oleh orang lain, karena memiliki karakter tulisan yang berbeda. Ukuran mushaf ini kurang lebih 31 x 22, x 6 cm dengan bidang teks 22 x 14 cm. Jumlah halaman 570 halaman, 5 di antaranya halaman kosong. Tiap halaman terdiri dari 15 baris. Di dua halaman terakhir terdapat kolofon. Rasm yang digunakan adalah rasm imlai dengan beberapa pengecualian. Disalin dengan khat naskh. Versi bacaan mengikuti qiraat Imam ‘??im riwayat Haf?. Tinta yang digunakan dalam menyalin teks secara umum adalah tinta hitam, kecuali pada bagian tanda ayat, keterangan nama surah, dan tanda juz digunakan tinta merah. Iluminasi terdapat di halaman surah al-F?ti?ah dan awal al-Baqarah dengan perpaduan ornamen pilar dan gunungan. Di bagian luarnya dihias dengan motif floral berupa daun dan sulur

kajian
MENGENAL MUSHAF KUNO KOLEKSI MUSEUM INSTITUT PTIQ JAKARTA (3)

Museum Al-Qur’an PTIQ
2019 - Instansi

Mushaf ini disalin menggunakan dluwang, disampul dengan bahan dari kertas tebal yang dilapisi kain tipis berwarna coklat tua. Teks Al-Qur'an dalam mushaf ini lengkap 30 juz, tetapi di juz 30 terdapat halaman sisipan yang bertujuan untuk melengkapi surah yang terlewatkan penyalinannya, yaitu surah Quraisy, al-M?’un, dan al-Kau?ar.Namun demikian, perbaikan itu kurang sempurna. Selain mengulang beberapa surah yang sudah ada, surah al-Ma’un tetap tidak tercantum dalam halaman sisipan tersebut. Ukuran mushaf 27,5 x 21cm, tebal 6 cm dengan bidang teks 19,5 x 13 cm. Jumlah 582 halaman dengan 1 halaman kosong. Tiap halaman terdiri dari 13 baris. Secara umum, tinta yang digunakan dalam menyalin teks berwarna hitam, kecuali bagian tanda ayat, keterangan nama surah, dan tanda juz digunakan tinta berwarna merah. Rasm yang digunakan adalah rasm imlai dengan beberapa pengecualian. Disalin menggunakan khat naskh dengan ujung pena tipis. Versi bacaan mengikuti qiraat Imam ‘??im riwayat Haf?. Iluminasi terdapat di halaman surah al-F?ti?ah dan awal al-Baqarah dengan perpaduan ornamen segi empat dan segitiga. Warna dominan yang digunakan adalah warna emas, termasuk teks ayatnya, dipadu dengan warna merah dan biru. Isiannya diberi hiasan bermotif sulur dan floral. 

kajian
MENGENAL MUSHAF KUNO KOLEKSI MUSEUM INSTITUT PTIQ JAKARTA (4)

Museum Al-Qur’an PTIQ
2019 - Instansi

Mushaf ini menurut petugas Museum PTIQ berasal dari Yogyakarta. Keterangan ini diperkuat dengan corak iluminasi yang sederhana berbentuk kotak dengan garis-garis lurus. Corak ini merupakan ciri khas mushaf yang berasal dari Jawa. Tidak diperoleh keterangan lebih lanjut mengenai siapa yang menyalin dan di mana tempat penyalinannya. Mushaf selesai disalin pada tahun 1779 tahun Jawa atau 1851 M, sesuai dengan keterangan yang terdapat dalam kolofon di halaman terakhir di bawah Surah an-Nas.Mushaf yang ditulis di atas kertas dluwang ini sudah dalam kondisi yang sangat rapuh. Di banyak bagian, terutama di bagian pinggir, pojok, bagian jilid, terdapat banyak lubang. Namun demikian, naskah ini utuh, dari surah al-F?ti?ah hingga an-N?s, walaupun lembaran pada halaman al-Fatihah separuhnya sudah hilang. Ukuran mushaf 29 x 21 cm, tebal 9 cm. Adapun bidang teksnya berukuran 20 x 14 cm. Jumlah halaman keseluruhan 768 halaman, 4 halaman di antaranya halaman kosong. Tiap halaman, kecuali yang ada iluminasinya, terdiri dari 13 baris. Sedangkan halaman yang beriluminasi terdiri dari 7 baris. Naskah disalin menggunakan khat naskh sederhana dengan tinta hitam, kecuali pada tanda baca dan tanda tajwid digunakan tinta merah. Keterangan nama surah dan jumlah ayat di setiap awal surah juga ditulis dengan tinta merah, demikian juga kata walyatala??af yang merupakan ni?ful-Qur'an (tengah Al-Qur'an). 

kajian
Mengenal Mushaf Sunan Ampel di Museum Al-Quran PTIQ Jakarta

Museum Al-Qur’an PTIQ
2020 - Pelajar / Mahasiswa

Sunan Ampel merupakan salah satu Walisongo yang berdakwah di pulau Jawa. Dimakamkan di Surabaya, Sunan Ampel telah mewariskan berbagai peninggalan, termasuk masjid yang ada di sekitar pemakaman. Menariknya, salah satu peninggalan berupa mushaf Al-Quran sekarang ini ada di Museum Al-Quran PTIQ Jakarta. Mushaf Sunan Ampel ada di museum tersebut, di antara ratusan koleksi dari dalam maupun luar negeri.Berdasarkan katalog, Mushaf ini memang berasal dari Masjid Sunan Ampel Surabaya. Disebutkan bahwa mushaf ini milik Sunan Ampel yang hidup pada abad ke-15. Sayangnya, belum ada penelitian yang menjadi bukti secara tertulis, sehingga untuk membuktikan klaim ini perlu adanya kajian lebih lanjut.Mushaf Sunan Ampel ini berbahan kertas Eropa dengan dua watermark. Pertama bertuliskan Propatria Eendragt Maakt Magt, terdapat medallion bermahkota dengan gambar singa membawa pedang menghadap ke kanan. Kedua bertuliskan Concordia Res Parvae Crescunt, terdapat medallion bermahkota dengan gambar singa membawa pedang menghadap ke kiri. Sementara itu, countermark kertas ini tertuliskan W & H Pannekoek dan Vg.

Testimoni