Dakon

museum ullen sentalu

Deskripsi

Dakon yang terbuat dari kayu berwarna coklat tua berukuran 98x22 cm. Di kedua ujung dakon ada ukiran berbentuk kepala wanita dan penyangga berbentuk seperti 2 kaki yang menapak. Ada 14 lubang kecil dan 2 lubang besar di kanan dan kiri.

Sejarah

Dakon merupakan salah satu alat permainan yang sudah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu dari daratan Afrika, Arab. Dakon masuk dan berkembang di Indonesia diduga dibawa oleh bangsa Arab yang datang berdagang dan berdakwah. Di Indonesia sendiri, Istilah dakon memiliki perbedaan penyebutan contohnya congklak, congkak (Sumatera), Maggaleceng (Sulawesi) dll. Sedang di negara lain seperti Inggris menyebutnya dengan Mancala, Canka (Srilanka), Conkak (Melayu), Cunkayon (Filiphina). Menurut Dennys Lombard, dakon berasal dari kata daku (saya) yang mengesankan penonjolan ego, sehingga dakon adalah permainan tradisional yang nonkompetitif. Bukti arkeologis permainan dakon ditemukan dalam eskavasi di Pajunan, Banten (1983) yakni berupa bidak congklak terakota yang terbuat dari tanah liat. Sedangkan pada era kerajaan, AJ Resink-Wilkens mengatakan bahwa dakon bisa dimainkan anak-anak perempuan dari kalangan bangsawan.

Nomor inventarisasi :

03.09.02.47

Nomor Registrasi :

2002.1.12

Tempat Pembuatan :

-

Status Cagar Budaya :

-

Klasifikasi :

Etnografika

Kondisi Koleksi :

Utuh

Tanggal Registrasi:

$koleksi['Profile'][0]->tgl_registrasi

Cara Perolehan:

Hibah

Keaslian:

Asli

Nama Museum :

Museum Ullen Sentalu

Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:

34.04.K.06.0044

Alamat Museum:

Jalan Boyong Km 25, Kaliurang, Hargobinangun, Pakem, Sleman, DI Yogyakarta 55582

Galeri

Testimoni