Foto Kampung Cina Jalan Pengholoe di Gorontalo

uptd museum purbakala provinsi gorontalo

Deskripsi

"Het Chinese Kamp aan de Penghoeloestraat te Gorontalo", kampung Cina di jalan Penghoeloe tahun 1900. Kedatangan orang Cina tidak diketahui secara pasti, beberapa sumber mengatakan bahwa mereka masuk ke Gorontalo melalui Manado. Untuk dapat melacak bukti-bukti keberadaan orang Cina dapat diketahui pada nisan kubur tertua (di Kampung Siendeng) berangka tahun 1863. Penetapan koloni dan lokasi pemukiman pertama-tama mempertimbangkan segi-segi praktis, sama seperti di Negeri Cina dimana sungai berperan lebih penting sebagai sarana perdagangan dan transportasi. Di daerah sekitar Sungai Bolango mereka mendirikan perkampungan khas Cina dan sekaligus menjadi satuan sosio-ekonomi sebagai satuan komunitas yang produktif. Kawasan pemukiman (pecinan) merupakan pusat perdagangan menempati lokasi sekitar muara Sungai Bolango (Jl. Suprapto, Kel. Biawao sekarang). Di kawasan itu mereka mendirikan Kelenteng "Tan Hou Kiong" (Jl. S. Parman sekarang) sebagai pusat pemukimannya. KITLV 5013.

Sejarah

Kedatangan orang Cina tidak diketahui secara pasti, beberapa sumber mengatakan bahwa mereka masuk ke Gorontalo melalui Manado. Untuk dapat melacak bukti- bukti keberadaan orang Cina dapat diketahui pada Nisan Kubur tertua (di Kampung Siendeng) berangka tahun 1863. Demikian pula pembangunan Kelenteng “Tan Hou Kiong” tertulis prasasti dibangun pada tahun 1883. Kelompok Etnik Cina terdiri dari berbagai sub kelompok, di antaran ya terdiri beberapa suku yaitu Hokkian, Khe, Kanton dan Hainan (Hasanudin, 2014: 88). Penetapan koloni dan lokasi pemukiman pertama-tama memper-timbangkan segi-segi praktis, mirip seperti di Negeri Cina dimana sungai berperan lebih sebagai sarana perdagangan dan transportasi. Di daerah sekitar Sungai Bolango mereka mendirikan perkampungan yang khas Cina dan sekaligus menjadi satuan sosio-ekonomi sebagai satu komunitas yang produktif di kawasan pemukiman (pecinan) merupakan pusat perdagangan menempati lokasi sekitar muara Sungai Bolango (Jl. Suprapto. Kelurahan Biawao sekarang). Di kawasan itu mereka mereka mendirikan Klenteng: Tan Hou Kiong” (Jl. S. Parman sekarang) sebagai pusat pemukimannya. Pembngunan Kelenteng Tan Hou Kiong diprakarsai oleh Lie Bun Yat, Kho Lin Tjie, Yo Ho Lian, dan Lie Bun Tjae. Kelenteng dibangun selain sebagai tempat beribadah bagi umat beragama Budha, Tao dan Kong Hu Cu juga sarana berkumpul bagi etnis Cina. Untuk itu kompleks pemukiman etnik Cina sangat strategis yang sesuai dengan inti pola kehidupannya sebagai pedagang yakni berdekatan dengan Klenteng, pasar dan pelabuhan. Orang- orang Cina yang berasal dari Manado berusaha di bidang perdagangan kecil (Hasanudin, 2014: 88-89). Peranan pedagang Cina sangat penting dalam mata rantai perdagangan di Gorontalo, di samping orang Eropa dan Bugis. Dikeluarkannya kebijakan pemerintah Belanda Belanda tahun 1846 (UU No. 6 Algemeene Beppalingen Van Wetgeving) telah memberikan posisi istimewa kepada kelompok Cina sebagai pedagang perantara (handlanger). Mereka umumnya membeli hasil hutan utamanya rotan dan damar dari penduduk pribumi serta menjualnya ke pedagang lain atau perusahaan dagang Belanda (Hasanudin, 2014: 89).

Nomor inventarisasi :

28

Nomor Registrasi :

528

Tempat Pembuatan :

-

Status Cagar Budaya :

Bukan Cagar Budaya

Klasifikasi :

Historika

Kondisi Koleksi :

Utuh

Tanggal Registrasi:

4 May 2015

Cara Perolehan:

Pembelian

Keaslian:

Replika

Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:

75.71.U.03.0165

Alamat Museum:

Jl. By Pass Kelurahan Tamalate Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo

Galeri

Testimoni