Foto Kapal Uap "Van Heemskerck" di Dermaga Gorontalo
uptd museum purbakala provinsi gorontalo
Deskripsi
"Het stoomschip Van Heemskerk van de Koninklijke Pakketvaart Maatschappij voor de rede van Gorontalo", kapal uap 'Van Heemskerk' dari perusahaan ekspedisi Belanda KPM (Koninklijke Pakketvaart Maatschappij/Royal Packet Navigation) di Teluk Gorontalo sekitar tahun 1910. KITLV 13757.
Sejarah
Munculnya perusahaan pelayaran berskala besar memberi dampak positif bagi Gorontalo lebih memperluas jaringan komunikasi dengan daerah- daerah lainnya. Sejak 4 September 1888 dibuka perusahaan KPM, dengan membuka jalur pelayaran baru di Gorontalo, Manado, Kema, Ternate (Hasanudin, 2014: 50). Melalui perusahaan ekspedisi/navigasi ini lalulintas pelayaran kian itensif ke/dari pelabuhan Gorontalo (Basri Amin, 2012: 38) Dalam konteks jalur pelayaran, paling menarik perhatian pengurus KPM adalah pesatnya pelayaran Singapura, Maluku, Makassar dan Surabaya. Kondisi ini mendorong KPM untuk dapat mengambil alih jalur pelayaran tersebut. Setelah mempelajari potensi ekonomi di wilayah Hindia-Belanda, selanjutnya menyusun jalur pelayaran subsidi. Hasilnya dituangkan dalam perjanjian, untuk Gorontalo (Jalur No.9 dan 14) dengan pelayaran Soerabaja- Bali- Boeleleng- Ampenan- Makassar- Timor Deli- Banda- Amboina- Boeroe- Batjan- Kwandang- Tolitotli- Polosbaai- Pare-pare – Makassar- Ampenan- Bali- Boeleleng- Soerabaja. Jalur pelayaran 9 dan 14 mulai dilaksanakan pada 17 Januari 1891 dari Surabaya. Begitu pula jalur pelayaran Batjan- Ternate- Manado- Gorontalo dilakasanakan dalam 4 minggu sekali (Hasanudin, 2014: 50). KPM (jalur 18) melayani pelayaran arah utara melalui Manado dan Ternate ke Pantai Selatan Minahasa, Gorontalo, hingga Teluk Tomini yang ditempuh selama dua minggu perjalanan dari Makassar. Selain itu, terdapat jalur sepanjang pantai Selatan dan Timur Sulawesi melalui Selat Buton, Teluk Tumori, Kolonadale,Banggai, sampai Gorontalo (jalur 21) ditempuh dalam waktu empat minggu dari Makassar (Hasanudin, 2014: 50-51). Dikawasan Teluk Tomini, KPM mengangkut kopra, kayu cendana, damar, dan rotan. Barang dagangan ini dibawa dari Gorontalo, sebagai tempat pengmpulan dan penimbunan menggunkan tiga dermaga di pelabuhan Gorontalo. Setelah komoditas kopra terkumpul, kemudian kopra diangkut dengan KPM menuju Makassar. Beberapa kopra di Makassar diekspor ke Amerika dengan kapal-kapal milik Silver JPL Klaveness (Hasanudin, 2014: 51).
Nomor inventarisasi :
15
Nomor Registrasi :
515
Tempat Pembuatan :
-
Status Cagar Budaya :
Bukan Cagar Budaya
Klasifikasi :
Historika
Kondisi Koleksi :
Utuh
Tanggal Registrasi:
4 May 2015
Cara Perolehan:
Pembelian
Keaslian:
Replika
Nama Museum :
Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:
75.71.U.03.0165
Alamat Museum:
Jl. By Pass Kelurahan Tamalate Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo