Foto Van Monoarfa, Radja van Gorontalo
uptd museum purbakala provinsi gorontalo
Deskripsi
"Radja van Gorontalo", foto Raja van Monoarfa tahun 1872, Raja Zainal Abidin Al-Habsyi Monoarfa/Raja Gorontalo To Tilayo (1859-1878). Raja terakhir Gorontalo, meninggal Maret 1878; selanjutnya Gorontalo di bawah kekuasaan Kolonial Belanda menjadi afdeelingGorontalo dengan Asisten Residen sebagai penguasa. Dipotret oleh Woodbury & Page/Jawa, KITLV 155838.
Sejarah
Setelah meninggalnya Raja Abdullah Monoarfa yang bergelar Ta To Masjidi kekuasan pribumi dijabat Raja Zainal Abidin Monoarfa dan dialah sebagai Raja terakhir dalam sejarah pemerintahan kerajaan Gorontalo. Pada masa kekuasaannya kedudukan kerajaan mengalami kemorosotan keuasaan, sehingga perlaihan kekuasaan cenderung dilaksanakan dalam setiap distrik, sehingga walaupun peralihan pemerintahan wulea lipu dijabat pada para marsaoleh di dalam distrik, tetapi kekuasaan raja masih berpengaruh kuat dalam pemerintahan pribumi secara umum. Raja masih mendapat legitimasi dari rakyat dengan dukungan dari para pembesar kerajaan. Iskandar Monoarfa adalah raja yang memerintah kerajaan Gorontalo setelah raja Botutihe. Selama pemerintahannya Iskandar Monoarfa menentang kontrak-kontrak yang dilakukan oleh Kompeni. Karena sikapnya yang demikian maka pada tahun 1758 Ia ditangkap dan ditahan oleh Gubernur Maluku Abraham Abeleven di Ternate. Secara otomatis jabatannya sebagai raja harus dicopot. Akan tetapi setelah kedudukan Abraham digantikan oleh Jacob van Schoonderwoert sebagai Gubernur Iskandar Monoarfa dikembalikan ke jabatan sebelumnya. Selain Iskandar Monoarfa ada juga raja Walangadi II selaku raja di Gorontalo Utara. Datangnya Gubernur Paulus Jacob Valckenaer pada tahun 1776 diadakan kontrak baru dengan kedua raja tersebut. Isi dari kontrak tersebut adalah kedua raja Gorontalo harus menjamin pemasukan emas yang bernilai dua ratus ribu ringgit selama lima tahun. Kedua raja tersebut harus menindaki kepala-kepala negeri yang alpa memasukan emas pada waktunya dan harus mencegah pelayaran gelap di Teluk Tomini. Iskandar Monoarfa tidak melaksanakan kontrak tersebut malahan bersikap melawan. Akhirnya pada tahun 1777 Ia ditangkap untuk kedua kalinya dan diasingkan ke Ternate. Setelah pengangkapan tersebut Iskandar Monoarfa tidak lagi menjadi raja di Gorontalo.
Nomor inventarisasi :
05
Nomor Registrasi :
505
Tempat Pembuatan :
-
Status Cagar Budaya :
Bukan Cagar Budaya
Klasifikasi :
Historika
Kondisi Koleksi :
Utuh
Tanggal Registrasi:
4 May 2015
Cara Perolehan:
Pembelian
Keaslian:
Replika
Nama Museum :
Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:
75.71.U.03.0165
Alamat Museum:
Jl. By Pass Kelurahan Tamalate Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo