Hanoma (Anoman)

museum basoeki abdullah

Deskripsi

Wayang kulit Anoman dengan Wanda Senopati adalah pertunjukan seni tradisional yang menggunakan pencahayaan dengan sorotan warna hijau, merah, biru, dan coklat. Emas 24 karat digunakan untuk menghias tubuhnya dan beberapa bagian pakaian serta aksesorisnya. Gaya seni wayang kulit ini berasal dari Surakarta dan memiliki tatahan yang khas. Selain menggunakan bentuk kawatan, srunen, bubukan, bubuk iring, bubuk manis, seritan, dan patran, yang membedakannya dari gaya Yogyakarta atau gaya lain adalah penggunaan bubuk iring dalam motif mas-masan yang hanya menggunakan satu jenis bubuk iring. Dalam hal sunggingan atau pewarnaan, perbedaannya dengan gaya lain terletak pada pembuatan tlacapan pada konca atau ornamen lain yang memiliki bentuk yang lebih tumpul. Teknik pulasan dan tatahan prasaja sesuai dengan standar konvensi seni wayang kulit Surakarta. Anoman adalah tokoh monyet dalam cerita ini, dengan ciri-ciri tubuh yang ditutupi bulu putih dan ekor panjang. Ia memiliki hidung pesek, mulut yang terbuka, rambut yang diatur menjadi supit wrang, dan memakai pupuk jarot asem. Anoman juga mengenakan sumping pudhak sinumpet, ulur-ulur naga memangsa, kelatbahu candrakirand, gelang candrakirana, kuku pancanaka, serta gelang kaki binggel. Ia memakai badong, tiga uncal kencana, dan kampuh poleng, serta jangkahan wanara dengan konca bayu. Perbedaan utama antara wanda senopati dengan yang lainnya terletak pada kalung ulur-ulur. Sementara wanda lainnya mungkin menggunakan kalung penanggalan atau bahkan tidak memakai aksesoris sama sekali.

Sejarah

Tokoh Anoman memiliki peran penting dalam kisah Ramayana, di mana ia menjabat sebagai senopati pasukan Pancawati yang dipimpin oleh Prabu Sri Rama Wijaya. Salah satu episode terkenal adalah ketika Anoman diutus sebagai duta Prabu Sri Rama Wijaya untuk memastikan keberadaan Dewi Sinta. Anoman juga bertugas memeriksa kesucian dan kesetiaan Dewi Shinta kepada Prabu Sri Rama Wijaya dengan membawa cincin sebagai bukti. Meskipun perjalanannya penuh rintangan, termasuk iri hati Raden Anggada, pertemuan dengan Raksasa Wil Kataksini, hingga dibakar oleh Raden Indrajit, Anoman berhasil melepaskan diri berkat pertolongan Raden Wibisana, bahkan sebagian kerajaan Alengka dibakarnya. Anoman adalah putra Dewi Anjani dari Resi Gutama di Aggrastina dengan Bathara Guru, dan ia memiliki seorang anak bernama Irigangga dari Dewi Urangravung, yang merupakan putra Begawan Mintuna di Gisik Samodra.

Nomor inventarisasi :

05.02.8WK.139

Nomor Registrasi :

05.02.8WK.276

Tempat Pembuatan :

Surakarta, Jawa Tengah.

Status Cagar Budaya :

Bukan Cagar Budaya

Klasifikasi :

Teknologi/Modern

Kondisi Koleksi :

Utuh

Tanggal Registrasi:

11 Jan 2016

Cara Perolehan:

Hibah

Keaslian:

Asli

Nama Museum :

Museum Basoeki Abdullah

Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:

31.74.K.01.0103

Alamat Museum:

Jalan Keuangan Raya No.19 Cilandak Barat Jakarta Selatan

Galeri

Testimoni