Melik Nggendong Lali
galeri nasional indonesia
Deskripsi
"Melik Nggendong Lali Subandi Giyanto Seni Lukis Kaca 005/SLK/D 48,5 x 39 cm Subandi Giyanto merupakan salah satu seniman yang sampai saat ini masih menekuni bidang seni Lukis kaca. Subandi Giyanto sendiri lahir pada tanggal 22 Juni 1958 dari pasangan Ngatiman dan Pairah dan Subandi Giyanto berasal dari desa Gendeng RT 05 No.178, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Subandi Giyanto juga merupakan seorang seniman yang dalam karyanya dominan menggunakan corak tradisional. Subandi memulai pendidikan formalnya di Sekolah Dasar pada tahun 1971 dan Sekolah Menengah Pertama pada tahun 1974 dan Sekolah Seni Rupa Indonesia pada tahun 1979. Salah satu karya seni lukis kaca yang dibuat oleh seniman Subandi Giyanto adalah lukisan Melik Nggendong Lali. Melik nggendong lali, artinya jika kita sudah menyenangi atau mencintai sesuatu, suka lupa bahwa sesuatu itu bukan milik kita, kita ambil begitu saja. Sapa nandur ngundhuh, arti harfiahnya siapa yang menanam pasti mengetam, tetapi ungkapan ini lebih ke arah preventif, agar orang tidak melakukan kejahatan (nandur ala) menanam keburukan, karena nanti anak cucunya akan memperoleh balasan. Lukisan ini memiliki tema yang mengangkat fenomena sosial di masyarakat. Oleh karena itu, lukisan ini berjudul “Melik Nggendong Lali”. Lukisan ini memiliki 4 tokoh di dalamnya, yaitu 2 tokoh pewayangan bernama Garong dan Petruk, serta 2 tokoh perempuan. Karakter pertama merupakan tokoh pewayangan bernama Gareng. Hal ini dicirikan dengan struktur wajahnya yang menyerupai tokoh wayang Gareng. Lalu pada bagian tangan kanan menyentuh bagian kepala. Sedangkan tangan kiri dan dan kaki kirinya dalam keadaan cacat. Kaki kanannya dalam kondisi duduk menekuk. Tokoh ini memiliki warna kulit kuning keemasan. Namun, pada wajahnya berwarna putih. Tokoh ini mengenakan kain yang dipakai dari pinggang ke bawah, selain itu tokoh ini juga menggunakan aksesoris berupa 2 gelang dan 1 cincin di tangan kanan pada jari manis. Karakter selanjutnya ialah seorang nona berkulit kuning langsat dengan menggunakan pakaian berwarna merah. Rambut tokoh nona terlihat sedang dikuncir gelung dengan menggunakan perhiasan motif bunga berwarna kuning keemasan. Nona ini menggunakan anting berwarna emas dan menggunakan riasan wajah seperti gincu berwarna merah. Posisi nona ini terlihat sedang duduk dipangkuan Petruk sambil melihatnya. Tokoh ketiga ialah nona berkulit kuning langsat dengan pakaian kebaya berwarna kuning keemasan dengan garis berwarna biru dan memakai celana berwarna hijau tua bermotif garis vertikal dan horizontal. Nona ini memiliki rambut berwarna hitam yang dikuncir atau digelung dengan menggunakan perhiasan kunciran bermotif bunga, anting, dan kalung yang semuanya berwarna kuning keemasan. Nona ini menggunakan perhiasan wajah yaitu gincu berwarna merah. Posisi nona ini berada di pangkuan Petruk lebih tepatnya berada di paha kiri dari tokoh Petruk sambil tangan kirinya memegang perut Petruk. Tokoh keempat ialah Petruk yang memiliki warna kulit kuning keemasan dengan wajah berwarna putih. Tokoh ini menggunakan pakaian masyarakat adat Jawa. Baju yang dikenakan tokoh ini menyerupai baju pria Jawa berwarna jingga dan coklat. Ia terlihat menggunakan topi atau kopiah bermotif kotak dengan warna jingga dan kuning keemasan. Pada bagian pinggang ke bawah menggunakan kain bermotif batik kawung yang dililitkan pada bagian pinggulnya dengan warna kuning keemasan, coklat, dan putih. Pada bagian celana bermotifkan geometris berwarna merah, coklat gelap, dan kuning keemasan. Tokoh ini menggunakan sepatu bermotif floral dengan warna biru dan kuning keemasan. Posisi tokoh ini terlihat sedang duduk di atas kursi sambil merangkul dua nona di paha kiri dan kanannya. Pada jari telunjuk sebelah kiri terdapat cincin berlian yang dikenakannya. Pada bagian wajahnya terlihat sedang melihat ke sebelah kanan dengan mulut yang sedikit terbuka sambil meminum minuman yang dituangkan oleh nona berbaju merah. Pada lukisan ini terdapat tirai yang bergelomobang serta terurai menjuntai ke bawah. Motif pada tirai tersebut adalah motif bunga dengan warna kuning keemasan dan merah. Pada bagian tirai lainnya terdapat warna hijau tua, hijau muda, kuning, merah muda, merah, putih, biru muda, dan biru muda. Pada bagian latar lukisan ini terdapat gambaran langit berwarna biru muda, lalu pada bagian langitnya terdapat tulisan “Melik Nggendong Lali”, lalu pada bagian bawahnya terdapat 2 gunung yang salah satunya terlihat sebagai gunung yang aktif berwarna biru tua, serta bukit yang berwarna hijau tua. Selain itu, terdapat satu pohon kelapa dengan tiga buah kelapa dan lima daun kelapa berwarna selayaknya kelapa pada umumnya. Lalu pada bagian bawahnya terdapat hamparan sawah berwarna hijau muda, lalu pada bagian bawahnya terdapat lantai berbentuk kotak-kotak berwarna krem. Pada bagian atas lantai tersebut terdapat satu buah meja berwarna coklat yang salah satu bagiannya terdapat motif floral berwarna gradasi biru, putih, merah muda, dan hijau. Selain itu, pada bagian atas meja terdapat lima botol minuman yang berbeda-beda dan memiliki warna yang berbeda-beda juga, yaitu warna jingga, putih, hitam, merah, dan krem."
Sejarah
-
Nomor inventarisasi :
005/SLK/D
Nomor Registrasi :
-
Tempat Pembuatan :
N/A
Status Cagar Budaya :
Bukan Cagar Budaya
Klasifikasi :
-
Kondisi Koleksi :
Utuh
Tanggal Registrasi:
$koleksi['Profile'][0]->tgl_registrasi
Cara Perolehan:
Pembelian
Keaslian:
Asli
Nama Museum :
Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:
31.71.K.01.0175
Alamat Museum:
Jl. Medan Merdeka Tim. No.14, RT.6/RW.1, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110