Peta Bumi Indonesia Baru

galeri nasional indonesia

Deskripsi

Peta Bumi Indonesia Baru Prijanto S. Seni Grafis 0158/SG/D 84 x 55 cm Priyanto Sunarto atau sering juga disingkat Pri S. (10 Mei 1947 – 17 September 2014) adalah seorang perancang grafis, ilustrator, kartunis, dan pendidik berkebangsaan Indonesia. Priyanto lulus dari jurusan Seni Rupa ITB pada tahun 1973, kemudian menyelesaikan pendidikan doktor di kampus yang sama dengan disertasi "Metafora Visual Kartun Editorial pada Surat Kabar Jakarta 1950-1957". Priyanto juga merupakan salah satu pelopor berdirinya Ikatan Perancang Grafis Indonesia (IPGI) yang sekarang berganti nama menjadi Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI). Semasa hidupnya, beliau juga giat mendidik di beberapa perguruan tinggi di Bandung dan Jakarta. Desain Grafis Indonesia dan Selasar Sunaryo Art Space menyelenggarakan pameran Pri S.: Sepilihan Karya dan Arsip pada 22 Juli-14 Agustus 2016. Priyanto mengabdi sebagai pengajar di FSRD ITB selama sekitar 34 tahun 3 bulan. Selama masa baktinya itu, Priyanto pernah menjabat sebagai Ketua Studio Desain Grafis, Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual (1984-1994), Anggota Majelis Jurusan (1997-2005), Ketua Majelis Jurusan (2005), Ketua Kelompok Keilmuan Komunikasi Visual dan Multimedia (2006-2010), Ketua Program Studi Doktor Ilmu Seni Rupa dan Desain (2006-2011), Anggota Senat FSRD (2005-2008) serta Ketua Senat FSRD ITB (2008-2011). Selain itu, Priyanto juga dikenal sebagai kartunis di sejumlah media massa kenamaan seperti Tempo lama (1977-1994), Forum Keadilan (1974- 1997), TempoInteraktif (1996-2003), Kontan (1996-1998), Detektif dan Romantika (1996-2000) serta Tempo baru (1998-2010). Sederet panjang keanggotaan organisasi seni juga Priyanto miliki berkat wawasan profesionalnya tersebut, salah satunya dewan pengarah IPGI dan anggota kehormatan Paguyuban Kartunis Indonesia. Koleksi ini menggambarkan peta wilayah Indonesia namun posisi pulau-pulaunya teracak, sedangkan posisi/letak kota-kotanya tetap sama. Adapun perubahan dari peta baru ini yaitu posisi/letak pulau Papua yang diletakkan di wilayah Pulau Sumatera, posisi pulau Papua ini diputar 180 derajat dari posisi aslinya. Yang kedua ada letak Pulau Sulawesi yang diletakkan di bagian wilayah Pulau Jawa, kemudian pulau ini diputar 90 derajat berlawanan dengan arah jarum jam. Yang ketiga letak Pulau Sumatera diletakkan di bagian wilayah Pulau Kalimantan dan berputar 45 derajat. Yang keempat letak Pulau Jawa diletakkan di posisi yang seharusnya menjadi wilayah dari Pulau Sulawesi dengan berputar 90 derajat berlawanan dengan arah jarum jam. Yang kelima letak Pulau Kalimantan diletakkan di Pulau seharusnya Pulau Papua/Irian yang posisinya diputar 90 derajat berlawanan dengan arah jarum jam. Begitupun dengan pulau-pulau kecil lainnya yang diletakkan berbeda dengan letak posisi aslinya. Yang keenam terdapat penempatan posisi laut dan Samudra yang tidak berada pada posisinya serta penambahan Samudra baru yakni Samudra Hindia yang diubah dengan Samudra Indonesia. Yang ketujuh pulau-ulau yang berada di koleksi tersebut digambarkan dengan berwarna jingga dan terdapat pulau yang berwarna putih yang merupakan wilayah di luar Indonesia. Kemudian terdapat garis-garis berwarna merah yang menjadi garis pembatas wilayah. Selanjutnya terdapat tulisan keterangan-keterangan yang berwarna hitam layaknya peta pada umumnya, selain itu terdapat arah mata angin pada sudut kiri bagian atas peta. Koleksi ini memiliki warna dasar biru tua dan biru muda. Koleksi ini dilengkapi dengan bingkai kayu di luarnnya, kemudian bingkai gypsum pada bagian dalamnya.