Seekor Anjing Laut dengan Anaknya di Punggungnya

galeri nasional indonesia

Deskripsi

ANONIM Seekor Anjing Laut dengan Anaknya di Punggungnya Batu yang diukir 31x17.1x26 cm 1965 Deskripsi: Patung ini berbentuk seperti anjing laut berwarna abu-abu gelap. Pada bagian punggungnya terdapat anak anjing laut. Mulut anjing laut nampak tertutup. Pada bagian alas terdapat seekor kodok. Patung ini merupakan hasil karya dari Suku Inuit. Pada awalnya, patung pahatan karya masyarakat Suku Inuit terbuat dari tulang dan batu. Saat ini, bahan yang paling banyak digunakan adalah batu Soapstone. Subjek dari karya Suku Inuit seringkali menggambarkan binatang-binatang yang sering ditemui di wilayah Arktik, seperti burung, beruang, dan anjing laut. Hal itu menunjukkan sejarah pengalaman kehidupan nenek moyang mereka yang harus bertahan hidup di iklim Arktik yang sulit. Anjing laut merupakan perwujudan dari Dewi Sedna (Sedna adalah dewi laut dan hewan laut, juga dikenal sebagai Ibu Laut atau Nyonya Laut) dan Kesucian. Bagi budaya Inuit, anjing laut mempunyai tempat khusus sebagai perwakilan kesucian dan kemurnian.Sedangkan pada beberapa tiang totem dan patung suku Inuit, kodok menempati bagian bawah dengan kaki terentang untuk melambangkan stabilitas dan keseimbangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam masyarakat Inuit, patung atau ukiran brebentuk kodok digunakan untuk memberikan stabilitas struktural. Biografi: Suku Inuit merupakan masyarakat adat asli wilayah Arktik. Saat ini, masyarakat Suku Inuit tersebar di daerah Alaska (AS), Kanada, Greenland, dan Rusia. Kerajinan patung pahatan telah berkembang di kebudayaan Suku Inuit sejak nenek moyang mereka. Kerajinan patung pahatan tersebut baru dikenal oleh masyarakat luas pada tahun 1948 ketika seorang seniman dari Kanada bernama James Houston mengunjungi masyarakat Suku Inuit di Arktik. Kesenian Suku Inuit menjadi cara bagi Suku Inuit untuk menjaga sejarah kehidupan tradisional nenek mereka tetap hidup dan berkembang.