Sweda

museum basoeki abdullah

Deskripsi

Sweda, tokoh dalam seni Wayang kulit, memiliki ciri khas Sunggingan dengan sorotan warna hijau, merah, biru, dan coklat. Yang membuatnya istimewa adalah penggunaan emas leaf 24 karat untuk mewarnai tubuh dan beberapa bagian ornament pakaian serta aksesori. Gaya seni Wayang kulit Sweda mengikuti gaya Surakarta dengan tatahan selain bentuk kawatan, srunen, bubukan, bubuk iring, bubuk manis, seritan, patran. Hal yang membedakannya dari gaya Yogyakarta atau lainnya adalah penggunaan motif mas-masan dengan hanya satu buah bubuk iring. Dalam hal pewarnaan, yang membedakan dengan gaya lain adalah pembuatan tlacapan pada konca dan ornament lain yang bentuknya agak tumpul. Teknik pulasanprasaja dan teknik tatahan prasaja sesuai dengan standar konvensi. Sweda digambarkan sebagai tokoh monyet, dengan tubuh berbulu hitam, berekor panjang menyerupai Anoman. Ia memiliki hidung pesek, mulut njeber, rambut supit urang, sumping surengpati, memakai ulur-ulur naga memangsa, kelatbahu naga karangrang, gelang kaki binggel, memakai badong, tiga uncal kencana, dan kampuh parang. Sweda juga memiliki jangkahan wanara dengan konca bayu. Diperkirakan dibuat sekitar tahun 1980 oleh pengrajin di Sukoharjo, Jawa Tengah

Sejarah

Dalam Epos Ramayana, Sweda adalah panglima pasukan Pancawati di bawah kepemimpinan Prabu Sri Rama Wijaya. Dia berasal dari jalinan ari-ari Anoman. Emban Swareh bertanggung jawab atas perawatan ari-ari Anoman, yang diperintahkan oleh Bathara Guru dan berbentuk bayi kera yang mirip dengan Anoman, hanya berwarna bulu hitam. Emban Swareh adalah pendamping Dewi Anjani, ibu Anoman, saat bertapa dengan menyamar menjadi katak.

Nomor inventarisasi :

05.02.8WK.145

Nomor Registrasi :

05.02.8WK.282

Tempat Pembuatan :

Sukoharjo, Jawa Tengah

Status Cagar Budaya :

Bukan Cagar Budaya

Klasifikasi :

Seni Kria

Kondisi Koleksi :

Utuh