Tembakau Rajangan Temanggung Grade 2

museum kretek

Deskripsi

Berupa rajangan tembakau yang dibungkus plastik diberi label “TEMBAKAU TEMANGGUNG GRADE 2” berlogo Djarum.

Sejarah

* Merupakan sampel tembakau dari PT. Djarum. * Budidaya tembakau di Temanggung telah dimulai sejak masa Kerajaan Mataram. Pada tahun 1650 tanaman tembakau telah ditanam oleh rakyat di wilayah yang kemudian dikenal sebagai Karasidenan Kedu, seperti Temanggung, Wonosobo, Magelang, dan Bagelen. Dengan demikian, rakyat Temanggung sudah mengenal budidaya tembakau Temanggung sejak masa sebelum Sistem Tanam Paksa. Pada awalnya, tembakau yang berkembang di Temanggung, Wonosobo, dan Magelang disebut tembakau Kedu. Atas dasar kemudahan guna membedakan jenisnya, maka varietas tembakau kemudian dibedakan berdasarkan daerah asalnya. Oleh karena itu, tembakau yang ditanam di daerah Kabupaten Temanggung, disebut tembakau Temanggung, sedangkan yang berasal dari luar Temanggung disebut tembakau Temanggungan. Jenis tembakau yang dibudidayakan di Kabupaten Temanggung adalah jenis tembakau Voor Oogst (VO) yang ditanam di penghujung musim hujan atau awal musim kemarau. Varietas Voor Oogst menghasilkan tembakau yang diolah menjadi rokok sigaret kretek dan sigaret putih setelah dicampur dengan tembakau-tembakau dari daerah lainnya. Tembakau yang ditanam di Kabupaten Temanggung merupakan tembakau rakyat yang terdiri atas beberapa jenis tembakau lokal di Indonesia. Hal yang menarik dari jenis tembakau itu adalah dapat ditanam di lahan tegalan maupun sawah bergantung dengan varietasnya. Tembakau yang dibudidayakan pada lahan tegalan memiliki kandungan nikotin yang tinggi sedangkan tembakau yang dibudidayakan pada lahan sawah memiliki kandungan nikotin yang rendah. Kualitas tembakau rakyat Temanggung tertinggi yaitu jenis tembakau yang dinamakan tembakau srintil. Sumber : Skripsi Judul : Perkembangan Budidaya Tembakau Rakyat Kabupaten Temanggung pada Tahun 1979-1999 Penyusun : Try Yuwono Wicaksono Rahayu Tahun : 2019 Fenomena Tembakau Srintil hanya ada satu-satunya di Indonesia, bahkan dunia. Lebih menyempit lagi, tembakau Srintil hanya terdapat di sisi utara Gunung Sindoro dan Sumbing. Ketinggian lahan untuk tembakau Srintil biasanya terletak pada ketinggian 1800 mdpl. Letak geografis adalah faktor pendukung utama, ketinggian tempat akan berpengaruh pada faktor lingkungan, seperti; suhu, kelembapan, intensitas cahaya, cuaca, dan lain sebagainya. Tidak ada yang bisa menduga tembakau mana yang akan menjadi Srintil, sehingga tidak ada yang istimewa dari budi dayanya. Sumber : https://komunitaskretek.or.id/ragam/2013/01/menguak-misteri-tembakau-srintil/ Judul : Menguak Misteri Tembakau Srintil Penulis : Komunitas Kretek Tahun : 2013

Nomor inventarisasi :

02.0020

Nomor Registrasi :

0020

Tempat Pembuatan :

-

Status Cagar Budaya :

Bukan Cagar Budaya

Klasifikasi :

Biologika

Kondisi Koleksi :

Tidak Utuh

Tanggal Registrasi:

1 Jan 1970

Cara Perolehan:

Hibah

Keaslian:

Asli

Nama Museum :

Museum Kretek

Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:

33.19.K.04.0037

Alamat Museum:

Jl. Getas Pejaten No.155, Getas, Getas Pejaten, Kec. Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah

Galeri

Testimoni