TOKOH WAYANG BAWOR

museum wayang banyumas

Deskripsi

a. Bagian : Satu Set Wayang Purwa b. Bentuk : Pipih c. Bahan : KULIT d. Teknik : Tatahan e. Warna : Hitam f. Dekorasi : Sunggingan g. Ornamen : Dodot, Sabuk h. Tanda tanda : Cablaka i. Asesori : Sumping, Giwang, Kalung, Gaman j. Fungsi : Penghibur k. Simbol : Kesederhanaan & Kejujuran l. Arti : (-) m. Gaya : Apa adanya n. Kelengkapan : Satu Set Wayang Purwa o. Gapet : Tanduk

Sejarah

Lahirnya Bawor terjadi saat Semar akan diturunkan dari Kahyangan ke Madyapada/Arcapada. Semar mohon pada ayahnya seorang teman, oleh karena dunia saat itu masih sepi, agar tidak kesepian. Oleh ayahnya, Semar disuruh mengheningkan cipta (Jawa: semedi) memohon pada Sang Maha Kuasa untuk menciptakan seorang teman dari Bayangan Semar sendiri. Atas kehendak Yang Maha Kuasa, bayangan itu berubah menjadi sosok manusia yang bentuk badannya gemuk pendek mirip dengan Semar, hanya bedanya kalau semar bermata agak sipit, tapi hasil ciptaannya bermata besar bermulut lebar, dahi menonjol ke depan (jawa: Nonong / Banyumas: cunong) kepala seperti asahan pisau yang sudah halus, lalu diberi nama Bawor. Sejak kapan wayang Bawor ada di daerah Banyumas dan sekitarnya, ketika Ki Sungging Suharto berumur 7 (tujuh) tahun pada Tahun 1962, dia diajak kakeknya yang menabuh ricikan Gambang, duduk dipangku sambil menonton wayang dengan dalang Ki Surono (Alm) dari Desa Karangjati, Purwareja, Klampok, Banjarnegara, pada saat itu, Ki Sungging masih ingat sudah ada panakawan Bawor, kebetulan bapaknya (Alm) adalah pengendang Ki Surono. Seiring berjalannya waktu pada Tahun 1966 dia pindah dari Banjarnegara ke Purwokerto, dan pada saat itu Ki Surono menjadi Tahanan politik dan ditahan di CPM Jalan Jenderal Soedirman Purwokerto di depan Kantor DAMRI ( sekarang Bank Mandiri) setelah saya lulus sekolah dasar, Ki Sungging sering diperintah oleh bapak ibu untuk mengirim untuk makan siang Ki Surono di tahanan karena dari rumah hanya berjarak kurang lebih 400 M, pada saat itu dia ikut Ki Soegito Purbo Carito (murid Ki Surono). Dari situ Ki Sungging mendapat wejangan tentang sejarah hidup Ki Surono dan tentang wayang serta filosofi Bawor secara detail. Menurut Ki Surono, waktu dia belajar Dalang kepada Ki Parsa dalang sepuh dari Karangjati juga sudah ada wayang Bawor, pada saat dia keluar dari tahanan politik sekitar tahun 1974, dia aktif mendalang dan Ki Sungging ikut menjadi pengrawitnya sampai tahun 1979.

Nomor inventarisasi :

183.D

Nomor Registrasi :

183.D/MSMBMS/A/IV/20

Tempat Pembuatan :

Banyumas

Status Cagar Budaya :

Bukan Cagar Budaya

Klasifikasi :

Seni Kria

Kondisi Koleksi :

Utuh

Tanggal Registrasi:

13 Apr 2021

Cara Perolehan:

Hibah

Keaslian:

Asli

Nama Museum :

Museum Wayang Banyumas

Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:

33.02.K.04.0141

Alamat Museum:

Jl. Budi Utomo No.1, Banyumas, Sudagaran, Kec. Banyumas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah

Galeri

Testimoni