Museum Kebudayaan dan Kemajuan Asmat

kabupaten asmat, papua
Yayasan Kebudayaan dan Kemajuan Asmat

Jenis Museum

Museum Khusus

Tipe Museum

Tipe C

Pemilik

Keuskupan Agats

Pengelola

Yayasan Kebudayaan dan Kemajuan Asmat

Sejarah

Museum Kebudayaan dan Kemajuan Asmat, yang didirikan pada tahun 1973 di kota Agats, ibukota kabupaten Asmat, Papua Selatan, memiliki akar sejarah yang kuat dalam usaha mempertahankan dan mempromosikan kebudayaan serta seni tradisional Asmat. Pendirian museum ini merupakan inisiatif misionaris Pastor Frank Trenkenschuh, OSC, yang dimulai pada tahun 1969. Tujuan utamanya adalah melestarikan kebudayaan Asmat, memberikan kontribusi ekonomi kepada masyarakat Asmat, dan mengenalkan warisan budaya mereka kepada dunia. Museum ini awalnya didirikan dengan koleksi dari para Misionaris Hati Kudus (MSC) dan Para Misionaris Ordo Salib Suci (OSC) yang telah aktif mengumpulkan artefak sejak 1959. Tambahan koleksi berasal dari Dr. Gunter Konrad dan Ursula Konrad, yang melakukan ekspedisi Heidelberg pertama ke Brazza pada tahun 1971. Bruder Mark, Uskup Alphonse Sowada, dan Pastor Trenkenschuh juga turut serta dalam mengumpulkan artefak. Tobias Schneebaum, kurator pertama Museum Asmat, juga membuat kontribusi signifikan dengan mengumpulkan sejumlah koleksi. Pastor Trenkenschuh memimpin upaya pendanaan museum dan proyeknya dengan tujuan utama menjaga identitas dan sejarah orang Asmat. Museum ini diharapkan menjadi pusat pendidikan dengan berbagai sarana, termasuk cerita, slide show, film, dan rekaman kaset dari berbagai daerah di Asmat. Pater Trenkenschuh tidak hanya merumuskan ide-ide ini tetapi juga menjadi pendorong utama di belakang keseluruhan proyek. Museum Kebudayaan dan Kemajuan Asmat secara resmi dibuka pada 11 Agustus 1973, dimiliki dan dikelola oleh Keuskupan Agats-Asmat. Keunikan museum ini terletak pada lokasinya yang dekat dengan sumber koleksinya, menciptakan pengalaman yang unik bagi pengunjung untuk merasakan sejarah dan budaya Asmat secara langsung. Museum kemudian mengalami pembaruan, termasuk perpindahan lokasi, dan sejak saat itu dijalankan di bawah koordinasi Keuskupan Agats-Asmat. Pada 10 Oktober 2016, museum yang diperbarui diresmikan oleh Bupati Asmat, Elisa Kambu, dan diberkati oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Antonio Guido Filipazzi. Dengan lebih dari 1.200 koleksi, Museum Kebudayaan dan Kemajuan Asmat menjadi tempat yang mencerminkan kekayaan sejarah dan budaya Asmat. Koleksi tersebut melibatkan berbagai artefak, termasuk motor listrik yang digunakan oleh Presiden RI Joko Widodo selama kunjungannya ke Asmat pada April 2018 sebagai kunjungan pertama kali Presiden RI ke wilayah Asmat. Dengan demikian, Museum Kebudayaan dan Kemajuan Asmat bukan hanya menjadi penjaga warisan budaya Asmat tetapi juga menjadi sarana penting untuk memperkenalkan kekayaan budaya Asmat kepada dunia.

Koleksi Museum

3 Koleksi
Pakaian Roh
Perisai Perang Asmat
Patung Leluhur

Visi

Museum Kebudayaan dan Kemajuan Asmat sebagai sarana edukasi serta rujukan informasi tentang kebudayaan Asmat.

Misi

Melestarikan nilai-nilai budaya Asmat melalui berbagai macam usaha dan program, seperti mengumpulkan, mendokumentasikan, dan mempublikasikan kekayaan budaya Asmat. Membangun jejaring dan kemitraan dengan Museum, Perguruan Tinggi, dan lembaga tertentu lainnya yang bergerak pada pelestarian kebudayaan.

Lokasi Museum

kabupaten asmat, papua

Jadwal Kunjungan

museum kebudayaan dan kemajuan asmat

Senin 09:00 - 17:00 Buka Rp. 0
Selasa 09:00 - 17:00 Buka Rp. 0
Rabu 09:00 - 17:00 Buka Rp. 0
Kamis 09:00 - 17:00 Buka Rp. 0
Jumat 09:00 - 17:00 Buka Rp. 0
Sabtu 09:00 - 17:00 Buka Rp. 0
Minggu 09:00 - 17:00 Tutup Rp. 0
Tanggal Merah 08:30 - 17:00 Tutup Rp. 0
Testimoni