Museum Kota Juang Bireuen

kabupaten bireuen, aceh
Yayasan Museum Kota Juang Bireuen

Jenis Museum

Museum Umum

Tipe Museum

Belum Distandarisasi

Pemilik

Yayasan Museum Kota Juang Bireuen

Pengelola

Yayasan Museum Kota Juang Bireuen

Sejarah

Pada tanggal 30 Maret 2021, MUSEUM KOTA JUANG BIREUEN diresmikan oleh Bupati Bireuen, yang bersamaan dengan dilangsungkan juga peluncuran dua buah buku yakni buku H. AbuBakar bin Ibrahim bin Salem Bey, Nek Haji Sang Maestro dan buku Para Tokoh Galeri Museum Kota Juang Bireuen 2021, yang kedua kegiatan tersebut berada dalam satu kompleksitas sejarah dan peran bagi Bireuen, yang hadir dari realisasi keberadaan nuansa naluri untuk berperan, kesetiakawanan dan toleransi, simpati dan empati terhadap sesamanya dalam harap menghadirkan masyarakat yang maju dan bermartabat, yang harmonis dan rukun, yang berada dalam bingkai etika moral dan kesantunan sebagai pemenuhan dari perjalanan sejarah panjang Bireuen dan menjadi catatan serta harapan untuk terus melangkah maju bagi kaum yang berfikir. Bireuen yang keberadaan geografisnya terletak diantara 04° 54' 00''-05^° 21' 00' LU- dan97° 20’00”BT, merupakan hasil pemekaran dari Aceh Utara pada Tanggal 12 Oktober 1999, berdasarkan pijakan hukum undang- undang No 48 Tahun 1999. Bireuen memiliki wilayah teritorial seluas 1.796,32 km 2 (1.79.632 Ha), ketinggian daratan 0-2637 Mdpl (meter diatas permukaan laut). Bireuen sebagai kabupaten yang sekarang terdiri dari 17 kecamatan, dengan kecamatan peudada sebagai kecamatan terluas dengan luas wilayah (312,84 km)2 atau sebesar 17,42% dari luas kabupaten Bireuen, sebagai kecamatan terkecil adalah kecamatan kota juang dengan luas hanya 16,91 km2’ dengan keberadaan populasi penduduk diatas 420.000 ribu pada akhir 2017.akhirnya memiliki museum perdana dalam upaya menghimpun catatan perjalanan peradabannya. Dilatar belakangi oleh sejarah seorang tokoh H.Abubakar bin Ibrahim bin Salim Bey, yang biografi kehidupannya termasuk dalam buku H.Abubakar bin Ibrahim bin Salim Bey, haji sang maestro, tampil selaku metro kehidupan dari pemilik genetik yang memiliki bibit, bobot dan bebetnya keberadaan janin, sehingga tampilnya jati diri yang bermakna bagi lainnya, yang telah melalui tempaan pendidikan pada kapasitas keberadaan ajaran keyakinan dan pengetahuan serta keberadaan lingkungan yakni situasi dan kondisi dari domisilinya sebuah kehidupan seorang manusia, maka menjadi layak kala para ahli warisnya, para putra-putri selaku dari cucu dari H.Ibrahim Salim Bey, dalam langkah bersama dengan Hj. Noor Balqis,S.psi selaku inisiatornya, mengaitkan dengan sebuah alasan konkrit dan mendirikan MUSEUM KOTA JUANG BIREUEN, dibawah keberadaan YAYASAN MUSEUM KOTA JUANG BIREUEN MUSEUM KOTA JUANG BIREUEN, berada dijalan hob Mubin No. 31, Gampong baro bireuen, dibangun diatas sebidang lahan, seluas 600m2, yang berada dalam sebuah lokasi sebagai makamnya H. Abubakar bin Ibrahim salim bey dan keluarganya, yang terdiri atas 2 bagunan utama, yakni berupa Rumoeh Tradisional Aceh dan duplikasi dari Meuligoe Bireuen yang terletak diantara empat makam keluarga besar Teungku H.Abu bakar bin Ibrahim bin salim bey, seorang putra kelahiran turki, yang menjalani hidupnya dengan masyarakat Bireuen secara utuh, sehingga beliau mampu berkarya untuk membangun peradaban Bireuen di masa itu bersama sahabat-sahabatnya sebagai masyarakat Bireuen Aceh kala itu, sesuatu yang sangat bersejarah sebagaimana yang telah ditulis dalam buku H. Abu Bakar bin Ibrahim bin Salem Bay, Nek Haji sang maestro, yang memiliki satu kesatuan visi-misi, yang seluruhnya diluncurkan secara bersamaan. Harapan utama atas keberadaan Museum Kota Juang Bireuen, diperuntukan sebagai sarana: Menghimpun jejak para tokoh yang telah berkarya untuk Bireuen, Aceh dan Indonesia, dilengkapi dengan lukisan dan catatan sejarah mereka, mulai dari para pejuang, ulama, pendidik, Budayawan, Pengusaha, Seniman,Olahragawan, dan siapapun yang telah merajut kemaslahatan bangsa dan negara pada masanya. Menghimpun barang atau peralatan yang menunjang kehidupan masyarakat yang pernah digunakan sehari-hari, yang kini mulai ditinggalkan dan patut dilestarikan, agar tidak punah dan terlupakan. Sebagai sarana pendidikan, pembelajaran dan penelitian baik pengajian sejarah masa lalu maupun tempat pengajian masyarakat sekitar Tempat rujukan objek wisata, sebagai situs sejarah yang menjadi alternatif untuk menggali peradaban masa lalu Berbagai tujuan positif lainnya yang mendukung gelar Bireuen sebagai Kota Juang, dengan harapan, museum ini merupakan pionir untuk melestarikan cagar budaya yang persembahkan untuk generasi mendatang. Dalam buku Para Tokoh Galeri Museum Kota Juang Bireuen 2021, termaktub uraian bahwa “museum” sebagai institusi permanen,nirlaba, melayani, kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengkoleksian, mengkonservasi, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, penelitian, dan kesenangan juga karena Museum itu adalah bagian dari tempat rekreasi. Keberadaan museum Kota Juang Bireuen menjadi sangat penting mengingat museum tersebut tidak hanya memiliki fungsi sebagai pelindung benda cagar budaya, melainkan juga sebagai tempat pembentukan ideologi,disiplin dan pengembangan pengetahuan bagi publik.

Koleksi Museum

0 Koleksi

Visi

Mewujudkan museum sebagai tempat wisata yang memiliki nilai ilmu pengetahuan

Misi

Mengaplikasikan museum sebagai media edukasi sejarah

Lokasi Museum

kabupaten bireuen, aceh

Jadwal Kunjungan

museum kota juang bireuen

Senin 09:00 - 12:00 Buka Rp. 15.000
Selasa 09:00 - 12:00 Buka Rp. 15.000
Rabu 09:00 - 12:00 Buka Rp. 15.000
Kamis 09:00 - 12:00 Buka Rp. 15.000
Jumat 09:00 - 12:00 Buka Rp. 15.000
Sabtu 09:00 - 12:00 Buka Rp. 15.000
Minggu 09:00 - 12:00 Buka Rp. 15.000
Tanggal Merah 09:00 - 12:00 Buka Rp. 15.000
Testimoni