Sistem Registrasi Nasional Museum

Sistem Registrasi Nasional Museum adalah sistem pendataan terpadu museum yang berisi seluruh data Museum di Indonesia yang telah memiliki Nomor Pendaftaran Nasional Museum dan spesifikasinya.

Museum

Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengkomunikasikanya kepada masyarakat.

Lihat Semua Museum

Koleksi

Koleksi Museum yang selanjutnya disebut Koleksi adalah Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya dan/atau Bukan Cagar Budaya yang merupakan bukti material hasil budaya dan/atau material alam dan lingkungannya yang mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, kebudayaan, teknologi, dan/atau pariwisata.

Lihat Semua Koleksi

Pendaftaran Museum

Museum dapat didirikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Setiap Orang, atau Masyarakat Hukum Adat. Pendaftaran Museum harus didaftarkan pada Bupati, Wali Kota, Gubernur, Menteri sesuai dengan kewenangannya.

Langkah-Langkah Pendaftaran

Syarat Pendirian Museum

Memiliki Visi dan Misi

Memiliki Koleksi

Memiliki Lokasi atau Bangunan

Memiliki Sumber Daya Manusia

Memiliki Sumber Pendanaan Tetap

Memiliki Nama Museum

Berbadan Hukum Yayasan Bagi Museum Yang Didirikan oleh Setiap Orang atau Masyarakat Hukum Adat

Ayo Gabung dan Daftarkan Segera Museum Anda!

Unduh Formulir

Data Permuseuman

Rekapitulasi Data Museum yang telah memiliki Nomor Pendaftaran Nasional, Museum Terstandardisasi, dan Koleksi Museum

Museum

Museum yang telah memiliki nomor pendaftaran nasional

Museum Daerah Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah merupakan museum yang diresmikan pada tahun 2005. Museum ini didirikan untuk melindungi peninggalan sejarah masyarakat Banggai, salah satunya adalah bangunan museum yang dulunya merupakan rumah dari Raja Banggai ke-33. Museum Daerah Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah menempati bangunan peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1926 dan menjadi tempat tinggal Raja Banggai, H.S.A. Amir. Kemudian bangunan ini beralih fungsi menjadi Kantor Kesehatan Kodim Luwuk, dan saat ini menjadi Museum Daerah yang diresmikan pada 2005 oleh Bupati Banggai, Drs.Ma’mun Amir. Bangunan ini juga dikenal dengan nama Rumah Kapitan Belanda.

Museum Trinil

Dusun Pilang, Desa Kawu, Kec. Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur

Situs Trinil merupakan salah satu situs manusia purba terpenting di Pulau Jawa, bahkan situs ini menjadi situs primadona karena temuannya yang menghebohkan dunia, yaitu tentang bukti adanya evolusi manusia purba yang banyak dibicarakan oleh para paleontolog, geolog dan arkeolog. Trinil terletak di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur dan meliputi tiga desa yaitu Desa Kawu, Desa Gemarang, dan Desa Ngancar. Situs Trinil menjadi salah satu situs manusia purba yang penting di pulau Jawa sejak ditemukannya fosil manusia purba oleh Eugene Dubois pada tahun 1891 dan 1892. Pada tanggal 29 Oktober 1877, Dubois bertolak ke Sumatera dengan menumpang kapal The SS Prince Amalia. Selama dua tahun ia melakukan eksplorasi di gua – gua di Sumatera, namun tulang – tulang yang ia temukan tidak sesuai dengan keinginannya. Pencariannya kemudian berpindah ke Jawa setelah mendengar temuan Manusia Wajak di Tulungagung oleh BD van Rietschoten pada tanggal 24 Oktober 1899. Di Pulau Jawa, Eugene Dubois tertarik pada endapan Sungai Bengawan Solo yang dianggapnya memiliki kronologi kehidupan selama jutaan tahun. Pada tahun 1891, di daerah Trinil, Ngawi, Jawa Timur, ditemukan atap tengkorak dan gigi manusia yang menyerupai kera. Pada tahun 1892 ditemukan tulang paha dari individu yang sama. Eugene Dubois kemudian menyebut temuan ini sebagai Pithecanthropus erectus atau manusia kera yang berjalan tegak. Selama aktivitas ekskavasi yang dilakukan Eugene Dubois di Trinil, ada seorang pribumi bernama Wirodiharjo yang mengikuti kegiatan ekskavasi tersebut. Wirodiharjo sejak tahun 1967 memiliki gagasan untuk mengumpulkan atau melestarikan fosil yang ia jumpai di tepian Sungai Bengawan Solo. Fosil tersebut kemudian disimpan di rumahnya hingga mencapai 1/3 dari rumahnya. Dari hobinya ini Wirodiharjo kemudian mulai dikenal dengan nama Wirobalung atas aktivitasnya mengumpulkan balung buto atau fosil manusia purba. Pada tahun 1980/1981, Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi mendirikan sebuah museum mini untuk menampung koleksi fosil Wirodiharjo. Kemudian, untuk mengingat hasil penemuan fosil Pithecanthropus erectus oleh Eugene Dubois, maka dibuatlah tugu sebagai monumen serta membangun Museum Trinil yang diresmikan dengan peringatan 100 tahun penemuan Pithecanthropus erectus oleh Gubernur Jawa Timur Soelarso pada tanggal 20 November 1991. Museum Trinil dibangun di Dusun Pilang, Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur atau sekitar kurang lebih 15 km dari Kota Ngawi menuju arah Solo. Museum ini menempati bekas rumah dan pekarangan Wirodiharjo yang telah diganti dan persis pada tepian Sungai Bengawan Solo. Saat ini museum Trinil dikelola Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Jawa Timur.

Kehadiran museum di sulawesi selatan ditandai dng didirikan Celebes Museum oleh pemerintah Nederlands Indie (Hindia Belanda Tahun 1938 di kota Makassar sebagai ibukota Gouvernement Celebes Onderhorigheden, Pemerintah Sulawesi dan daerah taklukkannya. Pada tahun 1966 budayawan berinsiatif untuk merintis kembali museum. Pada tgl 1 mei 1970 secara resmi dinyatakan berdiri "Museum La Galigo" sebagai Museum Daerah berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah Tk.I Propinsi Sulawesi Selatan No.I182/V/1970. Tanggal 24 februari 1974 Direktur Jendral Kebudayaan dan Departemen Pendidikan dan kebudayaan R.I :Prof I.B Mantra meresmikan Gedung pameran tetap museum . Tanggal 28 mei 1979 berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.093/0/1979 "Museum La Galigo" resmi memjadi Museum Propinsi Sulawesi Selatan dan Merupakan Unit Pelaksana Tekhis dibidang Kebudayaan khususnya bidang permuseuman. Pada era otonomi daerah "Museum La Galigo" berdasarkan SK Gubernur Sulawesi Selatan nomor.166 tahun 2001 tanggal 28 juni 2001 berubah nama menjadi UPTD (Unit Pelaksana Teknus Dinas) pada Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Propinsi Sulawesi Selatan. Tanggal 18 februari 2009 organisasi dan tata laksana kerja Unit Pelaksana Tehnis Daerah (UPTD) Museum La Galigo Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Propinsi Sulawesi Selatan diatur berdasarkan peraturan Gubernur Sulawesi Selatan di atur berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No.40 tahun 2009.

Museum Sejarah Jakarta

Jl. Taman Fatahillah No.1

UPTD. Museum Bali

Jl. Mayor Wisnu no. 1

MUSEUM DPR RI

Jend. Gatot Soebroto

Prakarsa pembuatan Museum DPR RI dimulai pada periode DPR 1987 - 1992 dengan Pimpinan DPR-RI saat itu:M.Kharis Suhud sebagai Ketua, R.Soekardi Sebagai Wakil Ketua, Saiful Sulun sebagai Wakil Ketua,Dr.HJ.Naro,S H sebagai Wakil Ketua

UPTD Museum Kab. Subang

-jln Ade Irma Suryani Nasution No. 2 Subang Jawa Barat

Museum Glagah Wangi Demak

JL. Sultan fattah No.53 Demak

Museum DR YAP Prawirohusodo

Jl. Cik Ditiro no. 5

Testimoni
Layanan Pengguna