Gatutkaca
museum basoeki abdullah
Deskripsi
Rupa wayang Gathutkaca berwanda tahthit (kilat bersambar-sambaran) dengan tatahan boneka wayang 'bonsai' pada dasarnya sama dengan wayang Gathutkaca pada ukuran baku, sebagai wayang kaper yang dapat dimainkan oleh anak-anak. Bentuk wayang ini memiliki perpaduan sejumlah gaya, secara sepintas bentuk wayang ini seperti bergaya Surakarta yang terkesan tinggi dan langsing. Mungkin saja sang perupa wayang kulit ingin memberikan karya tokoh wayang Gathutkaca dengan ekspresi khusus tanpa mengacu pada gaya tertentu atau memang tingkat pengetahuan sang perupa wayang kulit tersebut yang belum pada taraf pemahaman terhadap sejumlah gaya yang ada di tanah air Indonesia. Sunggingan boneka wayang, muka berwarna hitam agak mendongak dan tubuh berwarna hitam, leher agak condong merebah menyesuaikan sikap muka, serta bergelung minangkara terikat gelapan (Garuda) menghadap ke belakang (terputus dan sebagian telah usang, gripis), berjamang mas tiga susun, bersumping mangkara, berpraba,
Sejarah
Ia merupakan raja muda Pringgadani anak Bima beserta dewi Arimbi. Pada waktu kelahirannya, bayi Gathotkaca masih bertali pusar yang tidak dapat diputus oleh senjata apa pun. Arjuna berhasil memperoleh senjata Kontawijayadanu dari Kama meski hanya sanung / warangkanya melalui suatu peperangan. Warangka senjata tersebut berhasil memutus tali pusar Gathotkaca kemudian masuk dan menyatu ke dalam tubuhnya. Senjata Kontawijayadamu berhasil dimiliki oleh Karna, raja Awangga. Senjata itu yang kelak dalam perang besar Bharatayuda dilepaskan Karna dan membunuh Gathutkaca (Curiga manjing warangka, senjata Kontawijayadanu masuk ke dalam sarung/warangkanya). Telapak kaki depan tampak datar sedang yang belakang tumit agak diangkat, seolah-olah hendak melangkah. Gathutkaca diberi hadiah pusaka dewata tiga macam, yaitu caping Basunanda, kesaktiannya dapat memberikan perlindungan dari hujan dan panas; kotang antrakusuma, kesaktiannya dapat terbang tanpa sayap; dan kasut padakacarma (bekas pergantian kulit Hyang antaboga, raja ular penguasa bumi lapis tujuh, kesaktiannya tidak akan mendapat ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan dari ulah anasir alam, seperti pohon dan tempat angker.
Nomor inventarisasi :
05.02.8WK.203
Nomor Registrasi :
05.02.8WK.340
Tempat Pembuatan :
-
Status Cagar Budaya :
Bukan Cagar Budaya
Klasifikasi :
Seni Kria
Kondisi Koleksi :
Utuh
Tanggal Registrasi:
19 Jan 2016
Cara Perolehan:
Hibah
Keaslian:
Asli
Nama Museum :
Nomor Pendaftaran Nasional Musuem:
31.74.K.01.0103
Alamat Museum:
Jalan Keuangan Raya No.19 Cilandak Barat Jakarta Selatan