museum

Museum Perjuangan Rakyat Jambi

Jl. Sultan Agung No.12 Kota Jambi

"Museum terletak diantara Jl. Sultan Agung dan Jl. Slamet Riyadi atau di sebelah Masjid Agung Jambi. Pendirian museum adalah atas prakarsa dari Dewan Harian Daerah Angkatan 45 (DHD-45) bersama Pemerintah Daerah Provinsi Jambi sebagai wujud dari pentingnya bangunan sebagai monumen dalam mengenang sejarah perjuangan rakyat Jambi semasa Pergerakan Nasional dan Kemerdekaan Indonesia. Proses pembangunan museum ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia, Letnan Jenderal Achmad Tharir pada tanggal 6 Juni 1993. Lokasi museum dahulu merupakan lapangan luas bernama “Lapangan Banteng” dan sering digunakan untuk tempat upacara atau kumpulan massa oleh Himpunan Pemuda dan organisasi masyarakat lainnya guna kepentingan perjuangan dan pergerakan merebut serta mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Museum Perjuangan Rakyat Jambi secara simbolis diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, H.M. Soeharto pada tanggal 10 Juli 1997 bersamaan dengan MTQ Nasional ke-28 di Provinsi Jambi."

museum

Museum Negeri Banten

Jl. Brigjen K.H. Syamun No 05 Kotabaru Alun-Alun Serang-Banten

Museum Negeri Provinsi Banten merupakan museum umum yang awalnya menempati Kantor Budaya Banten di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten pada 2013. Lokasi museum kemudian dialihkan ke pusat kota, yaitu ke Gedung Pendopo Gubernur lama di Kota Serang. Pemindahan ini dilakukan karena pertimbangan kebijakan, lokasi yang berada di tengah kota sehingga akses jadi mudah dijangkau oleh pengunjung museum serta bangunannya yang merupakan peninggalan Cagar Budaya dan memiliki latar belakang sejarah. Museum ini diresmikan oleh Gubernur Banten Rano Karno S.IP pada 29 Oktober 2015 berdasarkan Keputusan Gubernur Banten Nomor 032/Kep.420-Huk/2015 tentang Penggunaan bangunan Pendopo Gubernur Banten sebagai Museum Negeri Provinsi Banten.

museum

Museum Sasmitaloka Panglima Besar Sudirman menempati bangunan bekas Kediaman Panglima Besar Jendral Sudirman. Jendral Sudirman merupakan salah satu tokoh Pendiri Tentara Nasional Indonesia dan terkenal dengan strategi gerilyanya dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Bangunan ini dijadikan museum sejak tanggal 30 Agustus 1982. “Sasmitaloka” dalam bahasa Jawa berarti untuk mengenang dan mengingat. “Sasmitaloka” bisa diartikan rumah untuk mengenang.

museum

Museum TNI-AL “Loka Jala Crana”

-Akademi Angkatan Laut jl. Bumimoro Krembangan Surabaya

Museum TNI-AL “Loka Jala Crana” merupakan museum khusus yang diresmikan pada 19 September 1969 oleh Ibu R. Mulyadi dengan nama museum AKABRI Bagian Laut. Pada 1973 namanya diubah menjadi Museum TNI AL sekaligus dibuka untuk umum hingga sekarang. Selanjutnya pada tahun 1989 namanya diubah lagi menjadi Museum TNI AL “Loka Jala Crana”. Loka Jala Crana diartikan sebagai tempat untuk menyimpan, mengabadikan dan menyajikan peralatan atau sarana yang dipergunakan oleh TNI Angkatan Laut. Kepemilikan museum ini berada di bawah tanggung jawab TNI Angkatan Laut dan dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum TNI-AL Loka Jala Crana. Museum ini memiliki koleksi berupa kapal perang dengan meriam, pesawat, helikopter, Tank Amfibi PT 76, bidang artileri dan pertahanan udara, serta senjata api dari pistol kuno laras panjang sampai otomatis. Selain itu, ada juga miniatur kapal perang KRI yang lengkap dengan bingkai cerminnya. Miniatur ini dibuat sesuai dengan armada asli yang digunakan untuk memperkuat Republik Indonesia.

museum

museum taruna abdul djalil

jl. gatot soebroto no.1 magelang

Museum Taruna Abdul Djalil merupakan museum khusus yang menampilkan benda sejarah sehubungan peristiwa berlangsungnya pendidikan keprajuritan setingkat akademi di Indonesia mulai tahun 1945 sampai sekarang. Selain berfungsi sebagai sarana pendidikan untuk meningkatkan semangat patriotisme dan nilai-nilai kejuangan bagi Taruna Akademi Militer dan masyarakat umum, museum ini juga menjadi salah satu objek wisata sejarah di Kota Magelang. Museum dibangun pada 4 Oktober 1964 dengan nama museum Dharma Bhakti Taruna untuk menyimpan benda-benda penting Senat Taruna, namun pada perkembangannya museum butuh ruangan yang lebih besar sehingga pada 5 Oktober 1968 dibuatlah bangunan baru dengan nama “Museum Taruna”. Pada 10 November 1975 museum diganti nama “Museum Taruna Abdul Djalil” untuk mengenang dan menghormati Abdul Djalil yang gugur dalam pertempuran dengan Belanda pada 22 Februari 1949. Museum ini berada di bawah kepemilikan TNI AD dan dikelola oleh Unit Pelaksana T eknis (UPT) Museum Taruna Abdul Djalil.

museum

Rahmat International Wildlife Museum & Gallery

-Jl. S. Parman no. 309 Medan

"Rahmat International Wildlife Museum & Gallery merupakan museum khusus yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Prof.Dr. Juwono Sudarsono, MA pada tanggal 14 Mei 1999. Karena besarnya minat masyarakat, maka dilakukan perluasan bangunan baru yang megah dan impresif seluas ±3000 m² dan ±2500 spesies yang diresmikan oleh Presiden RI DR. Susilo Bambang Yudhoyono, MA. pada tanggal 13 November 2007. Pembangunan Rahmat International Wildlife Museum & Gallery didasarkan pada kecintaan Dr. Rahmat Shah sebagai anak desa pada alam serta kesungguhannya dalam mencegah kepunahan hutan dan satwa langka. Museum ini bertujan untuk memperkenalkan keanekaragaman satwa liar yang ada di dunia, sehingga masyarakat terpanggil untuk lebih menyayangi dan menjaga kelestarian lingkungan hidup dan satwa liar "

Testimoni