museum

Museum Kata Andrea Hirata

Jl. Laskar Pelangi 10

Museum Kata Andrea Hirata merupakan museumyang didirikan oleh Andrea Hirata, penulis tetralogi Laskar Pelangi. Museum ini diresmikan pada November 2012 dan merupakan museum sastra pertama yang ada di Indonesia. Di museum ini pengunjung dikenalkan dengan sastra, perkembangan sastra di Indonesia, dan pentingnya dunia sastra di kehidupan. Selain itu, pengunjung dapat melihat perjalanan Laskar Pelangi sebagai Novel dan akhirnya diangkat ke layar kaca. Tujuan dibangunnya museum ini untuk menginspirasi pemuda Indonesia untuk berani bermimpi dan semangat berjuang untuk meraih mimpi seperti yang dikisahkan di novel Laskar Pelangi

museum

Museum Benteng Heritage

Jalan Cilame No. 18&20

Museum Benteng Heritage merupakan museum khusus yang menempati bangunan berarsitektur Tionghoa yang diduga merupakan bangunan tertua di Kota Tangerang. Bangunan museum diperkirakan dibangun pada abad ke-17 kemudian direstorasi dan diresmikan sebagai museum pada tahun 2011. Kepemilikan dan pengelolaan museum dipegang oleh Yayasan Benteng Heritage. Museum ini menjadi salah satu cara untuk melestarikan peninggalan sejarah di wilayah kota Tangerang ini. Museum Benteng Heritage menampilkan hal-hal unik dibalik sejarah kehidupan etnis Tionghoa di Indonesia dan artefaknya yang menjadi saksi bisu sejarah. Cerita yang ditampilkan mulai dari pendaratan nenek moyang orang-orang Tionghoa Tangerang (Cina Benteng) di Teluk Naga pada tahun 1407 yang dipimpin oleh Cheng Ci Lung. Ia diduga merupakan bagian dari rombongan Armada Cheng Ho, Laksamana Tiongkok yang berlayar ke Nan Yang (Laut Selatan). Selain itu, pengunjung juga dapat mengikuti program-program museum seperti Heritage walk, workshop kuliner, dan seminar/workshop fotografi

museum

Museum Tari dan Musik Nusantara

Jl.Elang Raya No.1

Museum Tari dan Musik Nusantara merupakan museum yang didirikan pada tahun 2016 dengan tujuan mendata dan mendokumentasikan tari dan musik di Nusantara. Pendiri museum ini adalah H. Luluk Sumiarso, mantan Direktur Jenderal Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) periode 2006- 2008. Ia mendirikan museum ini sebagai wujud kecintaannya terhadap Budaya Lokal dan rasa prihatin karena semakin menipisnya kecintaan masyarakat terhadap kebudayaan tradisional. Fungsi museum dititikberatkan kegunaannya dalam pengembangan pendidikan dan penelitian tari dan museum sehingga pengunjung yang awam pada ilmu tari dan museum dapat memahaminya di museum

museum

Monumen Nasional

Jl. Tugu Monas

Monumen Nasional dibangun pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, mulai 17 Agustus 1961 dan resmi dibuka untuk umum pada 12 Juli 1975. Desain Monumen Nasional dibuat oleh arsitek R. M. Soedarsono berdasarkan konsep yang diinginkan Presiden Soekarno. Monumen ini menjadi pusat dari Lapangan Merdeka karena letaknya yang berada tepat di bagian tengah. Monumen Nasional berbentuk obelisk dengan obor api yang memiliki tinggi keseluruhan 132 m.

museum

Museum Al-Qur’an PTIQ

Jl. Batan 1/2 Lebak Bulus

Museum Al-Qur’an “PTIQ” merupakan bagian dari Unit Lembaga yang ada di Institut PTIQ Jakarta. Didirikan pada 24 Juli 1971 M. / 29 Rajab 1391 H. Pengelolaan Museum Al-Qur’an, awalnya dikelola langsung dibawah koordinasi Badan Eksekutif Yayasan Pendidikan Al-Qur’an (YPA), dan sejak tahun 1988 diserahkan kepada Institut PTIQ Jakarta. Pendirian awal Museum Al-Qur’an dilakukan secara bertahap dan berawal dari koleksi pribadi pengurus dan pendiri Yayasan Pendidikan Al-Qur’an (YPA) yang berlokasi di Jalan Gunawarman No. 25 Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Secara formal Museum Al-Qur’an “PTIQ” diresmikan berbarengan dengan keberadaan Perpustakaan Institut PTIQ Jakarta setelah menempati gedung bantuan Pemerintah DKI Jakarta yang diresmikan oleh Wakil Presiden H. Adam Malik pada Sabtu, 19 Februari 1983 yang berlokasi di Jl. Batan I / 2 LebakBulus, Cilandak, Jakarta Selatan.

museum

Museum Benda-Benda Alkitab Yerushalayim

Jl. Raya Rawa Sengon No. 35 RT.001 / RW.022

Museum Benda-Benda Alkitab Yerushalayim merupakan museum khusus yang kemunculannya tidak dapat dilepaskan dari terbitnya salah satu renungan favorit di Indonesia, yaitu Renungan Harian Manna Sorgawi. Sejak awal terbitnya, salah satu hal yang menjadi ciri khas Renungan Harian Manna Sorgawi adalah gambar inzet pada halaman depan. Pada bulan Januari 2009 secara resmi YPI Kawanan Kecil mendirikan Museum Benda-Benda Alkitab Yerushalayim. Pendanaan museum berasal dari para pembaca Manna Sorgawi melalui program Dana Pelayanan. Keberadaan museum ini pun ternyata juga direspon secara positif oleh ribuan masyarakat Kristen, hal ini terbukti dengan padatnya jadwal kunjungan dari sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta.

Testimoni