Data Museum
Museum Panji
Jl. Ringin AnomPenamaan Museum Panji berkaitan dengan legenda atau cerita rakyat di Kabupaten Malang yang mengajarkan budi pekerti dan cinta lingkungan yaitu cerita Panji. Sementara itu, museum Panji sendiri dibangun supaya bisa menanamkan kembali budaya lokal pada masyarakat. Pembangunan museum ini dimulai sejak 2014 dan diresmikan pada 2016. Yayasan Inggil Malang sebagai pendiri sekaligus menyiapkan museum ini untuk mendukung usulan Cerita Panji dan Topeng Malangan sebagai warisan peninggalan dan budaya dunia kepada UNESCO. Koleksi di museum Panji adalah topeng wayangan, wayang-wayang, dan prasasti peninggalan masa kerajaan. Selain itu, terdapat potret Malang tempo dulu.
Museum Teknoform
Jl. Raya Kedung Baruk No.98Museum Teknologi Informasi atau Teknoform merupakan museum umum yang berada di Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya. Museum ini dikelola oleh Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya. Museum Teknoform didirikan dengan tujuan agar masyarakat dapat melihat lebih jelas perkembangan dunia teknologi informasi dan perangkat keras komputer dari yang tradisional sampai modern. Museum ini dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran bagi masyarakat awam pada umumnya dan untuk para pemerhati serta pencinta Teknologi Informasi (TI). Di museum ini masyarakat dapat mengetahui lebih dalam dan lebih mudah mengenai evolusi perangkat keras Teknologi Informasi dan melihat perkembangan secara visual dan nyata. Museum ini diresmikan padal 28 November 2017 dan juga menjadi museum teknologi informasi pertama di Indonesia. Koleksi museum diperoleh dari pasar loak dan sumbangan berbagai pihak. Koleksi ini terdiri dari mesin kalkulator mekanik, komputer, media penyimpanan data, games, dan lainnya. Sedangkan koleksi unggulannya adalah mesin kalkulator mekanik dan addiator yang dibuat tahun 1920.
Museum Zoologi Frater Vianney
Jl. Raya Karangwidoro No. 7Museum Zoology Frater Vianney merupakan museum zoologi yang berada di Kabupaten Malang. Museum khusus ini didirikan untuk mengapresiasi dedikasi Frater Maria Vianney dalam bidang zoologi sejak tahun 1960-an, dan berhasil mengumpulkan data 80 famili moluska di Indonesia. Ratusan spesimen tersebut disumbangkan ke sebuah Perguruan Tinggi, dan kemudian dikumpulkan kembali sejak tahun 1998. Frater Maria Vianney van Hoessel BHK adalah seorang biarawan berkebangsaan Belanda dari Kongregasi Frater Bunda Hati Kudus yang sudah bertugas di Indonesia sejak tahun 1960-an. Beberapa tahun sebelum meninggal, Frater Maria Vianney mendalami dunia kerang. Hobi ini yang kemudian dilanjutkan kepada Frater Clemens. Museum ini juga bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur untuk menampung titipan hewan dan memberikan perawatan terhadap hewan-hewan tersebut. Museum ini dibangun sebagai sarana belajar dan rekreasi keluarga. Saat ini kepemilikan museum dipegang Yayasan Pendidikan Mardi Wiyata dan dikelola oleh Museum Zoologi Frater Vianney. Koleksi yang ditampilkan merupakan spesimen penelitian, hewan peliharaan museum, dan perawatan hewan.
The Bagong Adventure Museum Tubuh
Jl. Kartika No.2Jatim Park Group, Museum ini hadir sebagai museum tematik pertama yang menunjukkan tentang anatomi tubuh manusia. Adanya museum khusus ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang tubuh manusia, terutama kepada anak-anak yang berada dalam proses belajar aktif. Sistem pembelajaran yang dilakukan di museum ini menggunakan Kurikulum Pendidikan Dasar hingga Menengah dan mengolahnya menjadi Lembar Kerja Siswa yang banyak diaplikasikan di sekolah. Didirikannya museum ini merupakan bentuk dedikasi yang dilakukan oleh Jatim Park Group dalam perkembangan ilmu kesehatan, diharapkan pengunjung dapat menikmati dan memahami tentang anatomi tubuh manusia. Salah satu koleksi unggulan The Bagong Adventure Museum Tubuh adalah terdapatnya spesimen manusia asli yang diawetkan dengan teknik plastinasi yang dikembangkan oleh Prof. Gunther Von Hagen. Tubuh manusia plastinasi ini bisa ditemukan di ruang khusus, yaitu ruang eksibisi. Koleksi ini merupakan satu-satunya di Asia Tenggara.
Museum Wiswakarma
Br. DENJALAN BUTUBULANMuseum ini saya bangun untuk membayar utang kepada masyarakat, punagi pada tanah kelahiran atas pembelajaran – pembelajaran yang panjang serta mensyukuri anugrah yang yang lebih cukup dari perjalanan bisnis saya yang sahaja. Saya menekuni dunia perundagian sejak kecil, belajar guna – gina hidup dari kakak I Wayan Catok. Beliu adalah kakak, guru, teman, sakaligus “ayah” dalam perjalanan panjang penuh onak duri hidup ini. Darinya saya mendpat bimbingan, gemblengan, bagaimana memberdayakan hidup di tengah - tengah kemiskinan, dalam kehidupan yang tertatih, muram, pedih dan menderita. Kenang I Ketut Pradnya pemilik, penggagas, Pendirian Wiswakarma Museum yang kini terbangun pada areal luas di kawasan Polo Candani, Batubulan, Gianyar
Neka Art Museum
Jl. Raya CampuhanNeka Art Museum merupakan museum yang didirikan Pande Wayan Suteja Neka, atau yang lebih dikenal sebagai Suteja Neka. Ayahnya yaitu, I Wayan Neka merupakan pemahat terbaik di Bali dan pernah menerima penghargaan pada 1960. Ia yang membuat patung burung garuda setinggi tiga meter untuk Paviliun Indonesia ketika acara New York World Fair di Amerika Serikat pada 1964. Suteja Neka mulai mengumpulkan koleksinya ketika ia berteman dengan Rudolf Bonnet dan Arie Smith. Pada 1975, Neka dan Bonnet melakukan perjalanan ke Eropa untuk mengunjungi museum dan galeri. Karena perjalanan tersebut, Neka bercita-cita untuk mendirikan museum di Bali. Setelah dilakukan perencanaan, Neka Art Museum resmi dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Daoed Joesoef pada 7 Juli 1982.