museum

Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat

Jl. Jend. Sudirman No. 2

Museum Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat merupakan museum yang mulai dibangun pada 1994 dan diprakarsai oleh Gubernur Sulawesi Selatan, H. A. Zaenal Basri Palaguna. Peletakan batu pertama dilakukan pada 11 Januari 1994 oleh Soesilo Soedarman, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan. Monumen ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 19 Desember 1995. Monumen ini dibuat untuk mengenang dan menghargai para pahlawan yang berjuang pada pembebasan Irian Barat pada 1962.

museum

Museum Karst dan Budaya

Kompleks Rumah Jabatan Bupati Pangkep, Jl. Andi Burhanuddin – Pangkajene

Museum Karst dan Budaya Kabupaten Pangkejene dan Kepulauan adalah museum khusus yang diresmikan pada 5 April 2005 oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup RI, Rachmat Witoelar. Keberadaan museum ini berkaitan dengan adanya Kawasan Karst Maros-Pangkep yang saat ini merupakan Kawasan Geopark Nasional yang diperkirakan merupakan kedua terbesar di dunia. Museum ini kemudian ditetapkan sebagai museum koleksi Karst dan Budaya pada 22 Nopember 2008 oleh Bupati Pangkep, Syafrduin Nur. Museum ini memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai tempat koleksi flora dan fauna yang berkaitan dengan karst dan budaya, sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan terkait karst dan budaya, serta sebagai pusat kegiatan dan informasi yang berhubungan dengan karst dan budaya.

museum

Museum Indo' Ta'dung

Obyek Wisata Ke’te’ Kesu’ Pantanakanlolo

Museum Indo’ Ta’dung merupakan museum khusus yang dirintis sejak tahun 1964. Pada awalnya, koleksi mulai dikumpulkan di salah satu sudut rumah adat Kesu’ yang ada di lingkungan Ke’te’ Kesu’. Kemudian koleksi dipindahkan ke rumah adat Tongkonan yang dibangun pada 1998 dengan nama Tongkonan Rura Lompo.

museum

Museum Rambu Solo' Ne Gandeng

Jl. Museum NeGandeng No. 1, Malakiri

Nama museum Rambu Solo’ Ne Gandeng berasal dari nama tokoh masyarakat di Lembang Malakiri. Ia dikenal sebagai wanita pekerja keras dan hakim adat yang bijaksana. Selain itu, ia juga dikenal sebagai orang yang gigih dalam mempertahankan adat budaya Toraja. Sosok Ne Gandeng tersebut yang akhirnya menginspirasi didirikannya Museum Rambu Solo’ Ne Gandeng. Rambu Solo’ Ne Gandeng sebenarnya merupakan upacara pemakaman melalui prosesi adat kematian yang paling lengkap dan besar.

museum

Museum Buntu Kalando

Jl. Buntu Kalando

Museum Buntu Kalando merupakan museum khusus yang didirikan dan diresmikan pada 29 Juli 1980 di atas Bukit Sanggala. Museum ini dibangun untuk menjadi wadah pemeliharaan dan pelestarian benda-benda peninggalan budaya Tana Toraja. Selain itu, museum ini juga menjadi pusat pelayanan masyarakat adat. Di depan museum terdapat lima lumbung padi sebagai ciri istana atau rumah adat Toraja. Dalam bahasa Toraja, buntu berarti batu dan kalando berarti bukit, buntu kalando kemudian diartikan kehidupan raja yang memilih tempat di atas ketinggian.

museum

Museum Landorundun

Tallunglipu, Kompleks Bolu-Rantepao

Museum Landorundun merupakan museum khusus yang diresmikan oleh Bupati Daerah Tingkat. II Tana Toraja, Drs. Tarsis Kodrat pada 21 Juni 1999. Museum ini menempati Tongkonan yang dibangun pada 1995, disertai dua lumbung padi. Nama museum berasal dari nama puteri bangsawan bernama Landorundun asal Gunung Sesean, Toraja. Ia terkenal dengan kecantikannya.

Testimoni