Data Museum
Museum Pendidikan
Kawasan Malang International Education Park (MIEP)Museum pendidikan Kota Malang merupakan museum khusus yang didirikan pada tahun 2010. Museum ini terletak di kawasan Malang International Education Park (MIEP) Tlogowaru, Malang. Koleksi yang ditampilkan di museum ini terdiri alat-alat pendukung terselenggaranya pendidikan, serta seni dan kebudayaan Indonesia. Alat-alat pendidikan yang ditampilkan mulai dari yang tradisional hingga modern seperti sabak dan grip, daun lontar, buku-buku kuno, pulpen, mesin tik, dan komputer. Koleksi lainnya seperti bangku sekolah, sepeda angin, sepeda kuno, dan tas para pengajar. Selain koleksi pendidikan, ditampilkan pula pakaian adat daerah di Indonesia seperti dari Jawa, Aceh, dan lainnya. Ada juga pakaian dinas yang dipakai oleh guru dari masa ke masa, jenis permainan tradisional, uang-uang kuno dan foto-foto para pahlawan Indonesia. Museum pendidikan Kota Malang berada di bawah kepemilikan dan pengelolaan Dinas Pendidikan Kota Malang.
Museum Batiwakkal
Jl. Kuran IIIMuseum Batiwakkal adalah museum yang didirikan atas prakarsa Aji Putri Nurhayati, Aji Putri Nural Aini dan Aji Putri Kannik Berau Sanipah Binti Sultan Achmad Maulana Muhammad Chalipatullah Jalaluddin serta Aji Iskandar Ayoeb bin Muhammad Ayoeb. Museum ini kemudian diresmikan pada 16 September 1992 dan diberi nama Museum Batiwakkal.
Museum Tionghoa
Bagan Punak PesisirMuseum Tionghoa merupakan museum khusus yang menyimpan benda-benda antik dan juga benda unik buatan tangan dari kaum etnis Tionghoa di Bagansiapiapi
Museum Badau
Jl. BadauMuseum Badau merupakan museum yang memamerkan koleksi peninggalan Kerajaan Badau. Sejak abad ke-15 di Belitung telah berdiri sebuah kerajaan yaitu Kerajaan Badau dengan Datuk Dalung Moyang Gersik sebagai raja pertama. Pusat pemerintahannya di sekitar daerah yang sekarang ini dikenal dengan daerah Pelulusan. Wilayah kekuasaaannya meliputi daerah Badau, Ibul, Bange, Bentaian, Simpang Tiga, bahkan jauh sampai ke daerah Buding, Manggar, dan Gantung. Saat ini penerus kerajaan dipegang oleh seorang ahli waris yaitu Johar Djuki. Johar Djuki merupakan pewaris Kerajaan Badau generasi ke-10. Beberapa peninggalan sejarah yang menunjukkan sisa-sisa Kerajaan Badau dapat ditemui dan dilihat di Museum Badau. Museum ini didirikan pada tahun 1989 oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung untuk menjaga dan melestarikan sejarah peninggalan Kerajaan Badau
Museum Kayu Tuah Himba
Kawasan Waduk Panji Sukarame Jl. Anggana RT 25 No. 17Museum Kayu Tuah Himba merupakan museum khusus yang berada di area Waduk Panji Sukarame, Kutai. Museum ini dibangun pada 1990-an dan menempati rumah panggung khas Kalimantan. Nama Museum Kayu Tuah Himba diambil dari semboyan Kota Tenggarong “Tuah Himba Untung Langging” berarti menjaga kekayaan hutan dan alam, maka manfaat yang diperoleh akan lancar. Museum ini didirikan sebagai langkah lanjutan terhadap penyimpanan dua buaya yang diawetkan disekitar area waduk. Buaya yang dijuluki monster dari Sangatta ini merupakan buaya muara yang sempat membuat ramai warga Kalimantan Timur pada 1996.
Museum Probolinggo
Jl. Suroyo No.17Museum Probolinggo merupakan museum yang dibuka untuk umum sejak 26 Agustus 2009 dan diresmikan pada 15 Mei 2011. Ide pendirian museum mulai muncul pada akhir tahun 2008 dengan tujuan untuk melestarikan sejarah Probolinggo. Ide ini berasal dari Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, BiasArts (British Indonesia Artists Society) dari Brighton Inggris, serta beberapa pihak lain. Kemudian pada 2009, mulai diterbitkan beberapa surat keputusan Walikota terkait upaya pembangunan Museum Probolinggo. Selanjutnya kepemilikan dan pengelolaan museum Probolinggo berada di bawah tanggung jawab Pemerintah Kota Probolinggo. Jenis koleksi yang dipamerkan di museum terdiri dari etnografika, arkeologi, historika, numismatika, filologika, keramologika, dan teknologika. Koleksi unggulan museum adalah Probolinggo Papier (uang kertas Probolinggo) dan guci kuno.