museum

Museum Layang-Layang Indonesia

Jl. H. Kamang No.38, RT.8/RW.10

Museum layang-Layang Indonesia di dirikan oleh Ibu Endang Ernawati yang memiliki ketertarikan khusus terhadap budaya layang-layang. Pendirian Museum ini dilatarbelakangi oleh kepedulian Ibu Endang akan budaya layang-layang yang mulai mengalami kemerosotan, dari hal tersebut dimulai dari tahun 1980 bu endang muali berkecimpung dalam budaya layang-layang yang kemudian mengoleksi berbagai layang-layang dan kemudian pada tahun 1985 beliau mendirikan Merindo Kite and Gallery. Berangkat dari Merindo Kite and Gallery kemudian pada tanggal 21 Maret 2003 Endang Ernawati atau dikenal juga dengan nama Endang W. Puspoyo mendirikan Museum Layang-Layang Indonesia yang diresmikan langsung oleh Menteri Pariwisata dan Kebudayaan I Gede Ardika. berbagai Museum ini didirikan untuk memberi informasi tentang layang-layang dari seluruh nusantara dan mancanegara, termasuk layang-layang tradisional dan modern. Museum milik Endang Ernawati ini cocok untuk anak-anak dan pecinta layang-layang, karena di museum ini terdapat berbagai informasi yang berkaitan dengan layang-layang, baik berupa tulisan, gambar, maupun video. Selain menyediakan informasi tentang layang-layang, museum ini juga menyediakan kegiatan pendukung, seperti melukis payung, melukis kaos, melukis wayang mini, membatik, membuat dan mewarnai Layang-layang.

museum

The Blanco Renaissance Museum

Jl. Raya Campuhan

Blanco, dibantu oleh seorang Bali, membangun gubuk bambu pertamanya di Ubud. Blanco kemudian jatuh cinta dan menikah dengan Ni Rondji, gadis Bali anak tukang kayu yang membantunya membangun rumah. The Blanco Renaissance Museum di Ubud merupakan impian terakhir Antonio. Ia mendesain konsep museum dan meletakkan batu pertamanya pada tahun 1998. Sayangnya, saat museum diresmikan pada tahun 2000, Antonio Blanco sudah tidak sempat menyaksikannya. Arsitektur The Blanco Renaissance Museum merupakan perpaduan antara arsitektur Spanyol dan Bali yang menggambarkan perpaduan antara Blanco dan istrinya. Di depan pintu masuk museum, berdiri megah gapura yang merupakan logo museum, berbentuk tanda tangan sang maestro.

museum

PUMA Museum (Putrawan Museum of Tribal Art)

Jl. Trenggana No 108 Banjar Pelagan

PUMA Museum (Putrawan Museum of Tribal Art) merupakan museum yang didirikan pada 14 Oktober 2004 dan diresmikan oleh Walikota Denpasar, Drs. A. A. Puspayoga pada 31 Desember 2004. Museum ini berawal dari kecintaan pemiliknya terhadap benda-benda seni, sehingga akhirnya mengantarkan Made Gede Putrawan menjadi kolektor karya seni, baik seni lukis, patung, maupun seni primitif dengan koleksi sebanyak 385 dan 210 koleksi utama. Pengumpulan koleksi telah dilakukan sejak tahun 1970. Untuk menambah nilai dari museum, ditampilkan lukisan I Made Wiradana pada bagian depan bangunan museum. I Made Wiradana merupakan pelukis yang karyanya terinspirasi oleh seni primitif yang digambarkan pada keramik.

museum

Museum Seni Lukis Klasik Bali “Nyoman Gunarsa” merupakan museum yang dibangun pada tahun 1990, diprakarsai oleh seniman Nyoman Gunarsa dan diresmikan pada tahun 1994 oleh Menteri Pariwisata dan Kebudayaan, Wardiman Djoyonegoro. Museum yang mengoleksi lukisan klasik Bali dan lukisan modern karya seniman Bali.

museum

Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal

Jl. Raya Taman Mini Indonesia Indah Pintu 1

Museum Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal merupakan museum khusus yang pendiriannya diprakarsai oleh Dr. H. Tarmizi Taher pada tahun 1994 ketika beliau menjabat sebagai Menteri Agama. Pada mulanya dibutuhkan tempat untuk menyimpan Al-Qur'an besar hadiah dari Pondok Pesantren dan Mushaf (Al-Qur'an) Istiqlal yang ditulis dengan ragam hias 27 Provinsi di Indonesia. Atas dasar tersebut maka dibangunlah Bayt Al-Qur'an (Rumah Al-Qur'an) sebagai tempat menyimpan, memelihara, dan memamerkan mushaf Al-Qur'an dari berbagai macam bentuk dan jenis di seluruh penjuru Nusantara.Pada tahun 1997, Museum Bayt Al-Qur'an dan Museum Istiqlal diresmikan oleh Presiden RepubIik Indonesia Ke-II, Soeharto dengan harapan akan selalu menjadi wadah kajian dan pengembangan ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur'an dan budaya Islam.

museum

Museum Kars Indonesia merupakan museum khusus yang terdapat di Desa Gebangharjo, Pacitanmoro, Wonogiri, Jawa Tengah. Museum ini menceritakan sebaran kars di dunia dan Indonesia. Secara rinci museum ini menampilkan proses pembentukan kars, fenomena dan karakteristik kars yang ada di Indonesia serta hubungannya dengan kehidupan manusia dari zaman prasejarah hingga modern. Museum Kars Indonesia didirikan untuk mendukung kawasan Eco Karst dan Global Geopark Gunung Sewu. Museum ini diresmikan pada 30 Juni 2009 yang terdiri dari tiga lantai utama dengan tema yang berbeda, pada lantai 1 terdapat ruang peragaan dengan tema “Kars untuk Kehidupan”, pada lantai dua ruang peragaan dengan tema “Kars untuk Ilmu Pengetahuan”, sedangkan lantai tiga difungsikan sebagai ruang serbaguna dan data dimanfaatkan sebagai ruang presentasi, rapat, pemutaran film, dan lainnya. Koleksi yang ditampilkan di museum adalah jenis-jenis kars Indonesia beserta flora dan faunanya yang ditampilkan melalui replika, audio visual, peraga, dll. Museum ini berada di bawah kepemilikan Badan Geologi dan dikelola oleh Museum Geologi.

Testimoni